Washington, MINA – Ketegangan diplomatik terjadi antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama pertemuan di Gedung Putih pada Jumat (28/2). Walhasil Trump mengusir Zelenskyy dari tempat itu.
Middle East Eye melaporkan, terjadi konfrontasi sengit ketika Trump menuduh Zelenskyy tidak menunjukkan rasa terima kasih atas dukungan AS dan memperingatkan bahwa Ukraina berisiko memicu konflik global.
Situasi memuncak dengan Trump mengusir Zelenskyy dari Gedung Putih tanpa mencapai kesepakatan yang diharapkan.
Insiden ini memicu reaksi internasional yang signifikan. Para pemimpin Eropa, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, secara terbuka menyatakan dukungan mereka kepada Ukraina dan Zelenskyy.
Baca Juga: BBC Minta Maaf Atas Dokumenter tentang Gaza
Macron menekankan ketahanan Ukraina dan menyoroti bahwa Rusia adalah agresor dalam konflik tersebut. Sánchez menulis di media sosial bahwa “Ukraina tidak sendirian,” menunjukkan solidaritas Eropa terhadap Ukraina.
Di sisi lain, Rusia menyambut baik perselisihan tersebut. Pejabat Rusia, termasuk mantan Presiden Dmitry Medvedev, memuji tindakan Trump dan mengkritik Zelenskyy, menggambarkannya sebagai “babi sombong.”
Sementara itu, di dalam negeri Ukraina, masyarakat bersatu mendukung Zelenskyy, melihatnya sebagai pembela kepentingan nasional yang berdiri teguh melawan tekanan eksternal.
Meskipun ada kekhawatiran tentang kemungkinan berkurangnya dukungan AS, banyak warga Ukraina memuji sikap tegas Zelenskyy dalam mempertahankan martabat dan kebutuhan keamanan negara mereka di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. []
Baca Juga: 120 Lebih Pejuang Hezbollah Lebanon yang Gugur Dimakamkan
Mi’raj News Agency (MINA)