Pernyataan tersebut ditujukan kepada Pemimpin Hamas, Khalid Misy’al pada pertemuan terbaru dengan para petinggi Hamas di Kairo pada Senin malam (17/6), lapor Egypt Daily News yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Misy’al tiba di Kairo dari Doha pada Jumat (14/6) malam setelah Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya tiba satu hari sebelumnya melalui perbatasan Rafah.
Misy’al menyatakan upaya Mesir dalam mencapai rekonsiliasi Palestina adalah sebuah penghargaan tinggi. Ia juga memuji dukungan Mesir terhadap perjuangan dan hak-hak rakyat Palestina, serta menyerukan untuk mengakhiri blokade Israel terhadap Gaza dan pelepasan para tahanan Palestina di penjara Israel.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Hamas-Fatah telah berselisih satu sama lain sejak 2006, setelah pemilihan dewan legislatif Palestina jatuh ke tangan Hamas, sehingga menyebabkan bentrokan kedua pihak pada 2006 dan 2007. Namun upaya rekonsiliasi mulai berjalan secara intens sejak 2011.
Pertemuan itu terjadi di tengah laporan Kantor Berita Palestina Ma’an pada Senin yang menyebutkan sebanyak 30 pasukan Al-Qaeda baru-baru ini memasuki Sinai. Namun laporan itu dibantah Kementerian Dalam Negeri Hamas sebagaimana yang dilaporkan Kantor Berita Mesir, MENA.
Ma’an yang mengutip sumber keamanan di Mesir yang mengklaim pasukan Al-Qaeda bersenjata lengkap sedang mempersiapkan diri untuk aksi protes pada 30 Juni yang direncanakan oposisi untuk menggulingkan Mursi.
Kementerian Dalam Negeri Hamas menyebut laporan itu sebagai kebohongan jelas dengan menambahkan bahwa cerita itu “bagian dari kampanye kantor berita tersebut melawan Gaza dan pemerintahannya yang terpilih,” juga untuk memperketat kembali pengepungan Gaza dan penutupan perbatasan Rafah. (T/P03/P01).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)