Betapa Allah Maha Pengabul Doa

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Betapa itu Maha Pengabul doa, seperti Allah sebutkan sendiri di dalam ayat :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ‌ۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ‌ۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ

Artinya: “Dan apabila bamba-bamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 186).

Pada ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa atau permintaan hamba-Nya. Allah tidak pernah menolak dan tidak akan mengabaikan doa seseorang, yang memohon dengan segala harap kepada-Nya.

Hal ini dikuatkan di dalam Hadits Shahih Muslim, yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Tetap dikabulkan doa seorang hamba, selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan (shilaturrahmi), dan selama tidak minta dipercepat.” Ada seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta dipercepat itu?” Beliau pun menjawab, “(Yaitu) ia berkata, aku sudah berdoa dan terus berdoa, tetapi belum pernah aku melihat doaku dikabulkan. Maka pada saat itu ia merasa letih dan tidak mau berdoa lagi.”

Pada ayat ini juga dijelaskan, bahwa ada dua syarat yang harus dipenuhi jika doa kita ingin dikabulkan, yaitu, ”Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Begitulah, maka barangsiapa yang berdoa kepada Tuhannya dengan hati yang hadir dan doa yang disyariatkan, lalu tidak ada suatu hal yang menghalanginya dari terkabulnya doa, seperti makanan haram dan sebagainya. Maka sesungguhnya Allah telah menjanjikan baginya doa yang terkabul, khususnya bila dia mengerjakan sebab-sebab terkabulnya doa, yaitu kepasrahan kepada Allah dengan ketaatan kepada perintah-perintah-Nya dan dalam menjauhi larangan-laranganNya.

Dan memang di antara syarat diijabahinya sebuah doa adalah hendaknya seorang yang berdoa harus benar-benar dan jujur dalam doanya memohon kepada Allah, seraya ikhlas, merasa dirinya sangat membutuhkan kepada Tuhannya, merasakan bahwa Allah Maha dermawan.

Namun juga dalam permintaannya itu tidaklah terburu-buru ingin segera dikabulkan, seolah memaksa Tuhannya harus segera mengabulkannya (isti’jal). Karena Allah Maha Mengetahui kapan saat yang tepat bagi pengabulan doa itu. Kadang  Alla hendak mengakhirkan pengabulan permintaan hamba-Nya agar orang yang berdoa tersebut semakin tunduk dan mengulang-ulang atau memelas kepada-Nya, sehingga imannya semakin kokoh dan pahalanya semakin banyak.

Atau bisa jadi memang Allah seseorang dengan menangguhkannya atau menyimpannya sebagai tabungan pada hari kiamat nanti. Dan terkadang juga dikabulkan melalui terhindarkannya orang tersebut dari keburukan atau musibah yang lebih besar dan menggantinya dengan yang berfaidah baginya. Ini semua adalah rahasia Allah. Dan ini pula yang dikatakan bahwa semua permintaan hamba-Nya pasti dikabulkan.

Untuk itu marilah kita gunakan waktu-waktu terbaik sebaik mungkin untuk bermunajat, memohon, berdoa kepada-Nya dengan penuh harap. Waktu terbaik dalam sehari semalam ada pada sepertiga malam yang akhir, selesai shalat fardhu, dan antara adzan dan iqamah. Hari terbaik dalam sepekan adalah Jumat saatnya berdoa di hari raya Jumat di masjid. Dan bulan terbaik untuk berdoa adalah bulan Ramadhan ini.

Semoga kita dapat memaksimalkannya sebaik mungkin dan semoga Allah mengabulkan permohonan kita. Aamiin Yaa Rabb. (RS2/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.