Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Dalam kehidupan dunia ini, Allah Ta’ala begitu adil memperlakukan setiap hamba-Nya. Allah beri setiap makhluk hidup di alam ini segala kebutuhannya. Namun, Allah akan memberikan rezeki yang lebih bahkan berlimpah bagi hamba-Nya yang mau dan ingin menyisihkan sebagian kecil rezekinya itu untuk memenuhi keperluan anak yatim.
Kata Yatim merupakan bahasa Arab yang berasal dari kata fi’il. Dalam istilah para ahli fikih berpendapat dengan ulama bahasa Arab yakni yatim berarti seseorang yang wafat ayahnya dan belum baligh. Dalam ilmu fikih, anak yatim yang sudah baliqh maka wajib untuk walinya menyerahkan harta padanya sesudah diuji.
Allah SWT berfirman,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
وَابْتَلُوا الْيَتَامَىٰ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُمْ مِنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ ۖ وَلَا تَأْكُلُوهَا إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَنْ يَكْبَرُوا ۚ وَمَنْ كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ ۖ وَمَنْ كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهِدُوا عَلَيْهِمْ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا
“Dan ujilah anak-anak yatim sampai mereka mencapai usia nikah. Apabila kalian menemukan kecerdasannya maka serahkanlah harta-harta itu kepada mereka.“Dan janganlah kalian memakannya dengan berlebih-lebihan dan jangan pula kalian tergesa-gesa menyerahkannya sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (dari kalangan wali anak yatim itu) berkecukupan, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim) dan barangsiapa yang miskin maka dia boleh memakan dengan cara yang baik. Apabila kalian menyerahkan harta-harta mereka, maka hadirkanlah saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas.” (QS. An-Nisa: 6).
Setidaknya, ada beberapa keutamaan yang seharusnya menjadi motivasi bagi para muhsinin kaum muslimin untuk tergerak hatinya menyantuni anak yatim. Ada beberapa keutamaan besar yang bisa didapat saat menyantuni anak yatim dan sudah dijelaskan secara lengkap lewat hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam seperti yang akan kami ulas berikut ini.
Pertama, menemani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di surga. Keutamaan yang bisa didapat dengan menyantuni anak yatim adalah memperoleh kedekatan dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam di surga sedekat antara jari telunjuk dengan jari tengah seperti yang sudah difirmankan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari, Shahih Bukhari, Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy: 5304).
Seorang muslim yang ingin bersama dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di surga, maka disarankan untuk menyantuni anak yatim sebab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah memberikan janji surga untuk mereka dan jaraknya seperti jari telunjuk dengan jari tengah.
Ibnu Hajar Al Asqalani Rahimahullah berkata, “Isyarat ini cukup untuk menegaskan kedekatan kedudukan pemberi santunan kepada anak yatim dan kedudukan Nabi, karena tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dengan jari tengah.”
Kedua, bisa melembut hati yang keras. Masya Allah…Orang yang menanggung anak yatim dan mengasihi mereka, akan Allah jadikan lembut hatinya. Allah cukupkan kebutuhan hidupnya. Sebab seseorang yang mengasihi anak yatim maka akan menjadi figur orangtua untuk anak yatim tersebut. Kasih sayang yang dicurahkan pada anak yatim akan melembutkan hati sebab kekerasan hati manusia hanya berasal dari akhlak yang buruk seperti kikir, dusta, dengki dan sebagainya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Al-Baniy, Shahi Al-Jami’, Abu Darda: 80)
Ketiga, terpenuhi kebutuhan hidup. Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” (HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib, Malik Ibnu Harits: 1895).
Jangan pernah sia-siakan kesempatan untuk menyantuni anak yatim sebab tidak hanya berguna sebagai jaminan surga di akhirat, namun Allah Ta’ala juga sudah menjanjikan akan memenuhi kebutuhan hidup bagi seseorang yang menyantuni anak yatim. Apabila menyantuni anak yatim dilakukan, maka akan seperti berinfak di jalan Allah dan Allah SWT juga akan melipatgandakan harta bagi hamba yang menyantuni anak yatim tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (Qs. An-Nisa: 10)
Kempat, mempertebal iman dan takwa. Salah satu rahasia untuk menjadikan iman dan takwa semakin kuat bagi orang beriman adalah dengan menyantuni anak yatim. Menyantuni anak yatim ini untuk orang beriman akan selalu dilaksanakan sebab ini adalah bukti menaati perintah yang diberikan Allah SWT. Ia akan selalu berbuat baik seperti firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnaya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS. Ali-Imron : 133-134)
Kelima, memperoleh perlindungan di hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran di hari kiamat Allah Ta’ala tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim dan berlaku ramah padanya serta manis tutur katanya. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan mengerti kekurangannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diperoleh Allah kepadanya.” (HR. Thabrani).
Melakukan salah satu akhlak baik yakni menyantuni anak yatim juga akan memperoleh jaminan perlindungan di saat hari kiamat kelak yang akan datang sebab Allah sangat mencintai hamba-Nya yang tidak sombong dan selalu bersikap baik pada anak yatim selama hidupnya di dunia.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Keenam, mendapat pahala setara dengan jihad. Seseorang yang menyantuni anak yatim, maka akan memperoleh pahala yang setara dengan melakukan jihad di peperangan dalam membela agama Islam. Pahala yang sangat besar ini bisa dengan mudah kita peroleh dengan menyantuni sekaligus menyayangi anak yatim setulus-tulusnya.
Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa mengurus tiga anak yatim maka ia ibarat orang yang melakukan qiyamul lail pada malam harinya, berpuasa pada siang harinya, berangkat pagi dan sore hari dengan pedang terhunus di jalan Allah, aku dan dia berada di surga seperti dua saudara sebagaimana dua ini yang bersaudara.” Dan beliau menempelkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Ibnu Majah No. 3670).
(A/RS3/RI-1)
bersambung pada tulisan kedua
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Mi’raj News Agency (MINA)