TAHUKAH Anda bahwa betis kita menyimpan kekuatan luar biasa untuk menjaga kesehatan jantung? Para ahli kesehatan menyebut betis sebagai “jantung kedua” karena perannya dalam memompa darah kembali ke jantung. Dalam dunia medis, fungsi otot betis sangat vital untuk mencegah penumpukan darah di kaki. Saat betis lemah atau tidak aktif, risiko gangguan jantung pun meningkat secara signifikan.
Secara fisiologis, jantung bertugas memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk ke bagian paling bawah: kaki. Namun, untuk darah bisa kembali ke jantung dari kaki, dibutuhkan bantuan dari otot betis. Otot-otot ini berkontraksi ketika kita berjalan, berdiri, atau bergerak, membantu mendorong darah naik melawan gravitasi. Maka dari itu, betis berperan sebagai pompa pendukung yang sangat penting.
Ketika kita duduk terlalu lama, tidak aktif bergerak, atau jarang menggunakan otot betis, aliran darah bisa melambat. Akibatnya, darah menumpuk di kaki dan menyebabkan pembengkakan, varises, bahkan penggumpalan darah. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan beban kerja jantung menjadi berat. Tanpa disadari, betis yang malas bergerak bisa menjadi akar masalah bagi kesehatan jantung.
Sebuah studi dari The Journal of Physiology menunjukkan bahwa latihan sederhana seperti naik-turun jari kaki selama beberapa menit setiap hari dapat memperkuat otot betis dan meningkatkan aliran darah balik ke jantung. Studi lain dari American Heart Association menegaskan bahwa orang yang aktif bergerak dengan melibatkan otot betis memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner. Aktivitas kecil yang melibatkan betis ternyata berdampak besar untuk kesehatan jantung.
Baca Juga: Shalat dan Gelombang Alfa Otak: Bukti Ilmiah Ketenangan Jiwa
Itulah mengapa para ahli menyarankan untuk sering berjalan kaki, naik tangga, atau sekadar berdiri dan melakukan stretching setiap 30 menit ketika duduk lama. Aktivitas tersebut bukan hanya mencegah kaki pegal, tapi juga menjaga jantung agar tidak bekerja terlalu keras. Otot betis yang aktif bekerja seperti sekutu jantung yang tak terlihat, tapi sangat menentukan. Diamnya betis bisa menjadi diamnya aliran darah—dan itu berbahaya.
Ketika otot betis tidak aktif dalam waktu lama, risiko trombosis vena dalam (deep vein thrombosis) meningkat. Ini adalah kondisi berbahaya di mana terbentuk gumpalan darah di vena dalam kaki, yang bisa pecah dan menyumbat paru-paru atau jantung. Hal ini bisa memicu serangan jantung mendadak yang fatal. Karena itu, penting untuk menyadari bahwa menjaga kesehatan betis bukan hanya urusan kaki, tapi juga nyawa.
Selain fungsi mekanisnya, otot betis juga membantu menjaga tekanan darah tetap stabil. Dalam proses sirkulasi darah, tekanan yang dibantu oleh kontraksi otot betis turut memperlancar kerja pembuluh darah. Otot yang kuat membantu pembuluh darah vena bekerja lebih efisien. Dengan begitu, risiko hipertensi pun dapat ditekan sejak dini.
Dalam dunia kesehatan jantung, pendekatan holistik menjadi kunci. Tidak cukup hanya menjaga pola makan atau menghindari stres. Aktivitas fisik, terutama yang melibatkan kaki dan betis, menjadi bagian tak terpisahkan. Itulah mengapa latihan seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, hingga gerakan ringan seperti squat sangat direkomendasikan oleh para ahli.
Baca Juga: Ini Panduan Islam Atasi Penyakit Menular
Menjaga betis sehat sebenarnya tidak sulit. Anda bisa memulainya dengan membiasakan diri berdiri setiap satu jam sekali, melakukan peregangan kaki, atau berjalan-jalan ringan selama 5-10 menit. Bagi lansia atau mereka yang bekerja duduk berjam-jam, latihan ringan seperti mengangkat tumit atau melakukan gerakan kaki sambil duduk sangat dianjurkan. Langkah kecil ini punya dampak besar terhadap denyut jantung Anda.
Sinyal-sinyal gangguan pada betis tidak boleh diremehkan. Kram yang sering terjadi, rasa berat di betis, atau perubahan warna kulit bisa menjadi tanda aliran darah terganggu. Jika ini dibiarkan, kerja jantung bisa terbebani, dan risiko komplikasi pun membayangi. Maka, mendengarkan betis kita sama halnya dengan mendengarkan peringatan dari jantung.
Ilmu pengetahuan terus membuktikan bahwa tubuh manusia adalah sistem yang saling terhubung. Ketika satu bagian lemah, bagian lain bekerja lebih keras. Jantung bukan satu-satunya organ yang bertanggung jawab atas sirkulasi darah—ia butuh bantuan dari otot, terutama di kaki. Dan betis adalah pemeran utama dalam drama kehidupan tubuh yang seimbang.
Banyak orang fokus pada latihan jantung seperti lari atau bersepeda tanpa menyadari bahwa kekuatan betis adalah pondasi keberhasilan latihan tersebut. Otot betis yang sehat akan menjaga keseimbangan saat bergerak dan membantu memperlancar suplai oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ia bukan hanya “penggerak”, tapi juga “penjaga” irama tubuh.
Baca Juga: Santri dan Siswa Sekolah Rakyat Mulai Juli Bisa Periksa Kesehatan Gratis
Dalam dunia pengobatan Timur seperti akupresur dan refleksiologi, betis sering disebut sebagai pusat energi aliran darah. Di sana mengalir titik-titik refleksi yang berkaitan dengan jantung, paru-paru, ginjal, dan sistem peredaran darah. Ini memperkuat keyakinan bahwa menjaga kesehatan betis adalah menjaga keseluruhan tubuh. Sebuah kearifan yang kini dibuktikan oleh ilmu modern.
Cinta kepada diri sendiri bisa dimulai dari perhatian kecil: jangan biarkan betismu terlalu lama diam. Gerakkan, aktifkan, kuatkan. Karena betis yang sehat bukan hanya tentang bentuk tubuh, tapi tentang detak jantung yang tetap stabil. Tentang hidup yang terus berdetak, dengan penuh semangat dan harapan.
Maka jika engkau ingin menjaga jantung, lihatlah ke bawah. Bukan untuk merendah, tapi untuk menyadari bahwa di sanalah “jantung kedua” itu bekerja diam-diam demi hidupmu. Jangan abaikan sinyal tubuh. Jaga betismu—seakan kau sedang menjaga jantungmu sendiri. Karena keduanya berdetak dalam satu irama kehidupan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 7 Manfaat Kencur untuk Kesehatan Berdasarkan Penelitian