Jakarta, MINA – Bank Indonesia (BI) memiliki inisiatif untuk mendorong inklusi ekonomi dan keuangan syariah melalui digitalisasi, yaitu meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan memfasilitasi interlink antara bank dan perusahaan teknologi finansial syariah melalui standarisasi API (Application Programming Interface).
Dua inisiatif tersebut merupakan bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang bertujuan untuk mendorong transformasi digital dalam perekonomian dan keuangan Indonesia, termasuk inklusi ekonomi dan keuangan syariah.
Demikian disampaikan Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Sugeng pada saat pembukaan Forum Internasional SESRIC “The Islamic Economic Digitalization and Inclusion: Policy Development and Implementation in the OIC Countries” yang dilaksanakan secara virtual pada Kamis (29/10), sebagaimana keterangan resmi yang diterima MINA.
Lebih lanjut, Sugeng menyampaikan bahwa terdapat tiga langkah yang perlu diperkuat oleh negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) untuk mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Pertama, membangun kerja sama (cooperation) antarnegara anggota OKI dengan berbagai keunggulan dan potensinya. Beberapa kerja sama yang dapat dilakukan antara lain rantai nilai halal internasional dan layanan sistem pembayaran lintas negara,” jelasnya.
Kedua, lanjut Sugeng, kolaborasi (collaboration) terutama dalam bentuk cyber security sharing platform dalam menghadapi risiko terkait digitalisasi. Ketiga, literasi melalui kerja sama penguatan riset, asesmen, dan edukasi.
Ekonomi dan Keuangan Syariah memiliki potensi besar untuk diintegrasikan dengan digitalisasi. Hal itu sejalan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang makin luas, meliputi antara lain rantai nilai halal, media, pariwisata, farmasi dan kosmetik, serta pembiayaan komersial dan sosial.
Selain itu, pandemi Covid-19 telah membawa perubahan ke arah nirkontak dalam melakukan berbagai aktivitas. Dengan digitaliasi, ekonomi dan keuangan syariah diharapkan dapat menjadi arus baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Forum Internasional SESRIC “The Islamic Economic Digitalization and Inclusion: Policy Development and Implementation in the OIC Countries” menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri.
Forum tersebut merupakan bagian dari rangkaian puncak acara ISEF 2020 yang diselenggarakan pada tanggal 27-31 Oktober 2020.
Selain itu, pada hari yang sama juga dilaksanakan beberapa high level event yaitu Global Halal Dialogue, International Conference on Muslim Friendly Tourism dan ISYEF Muslim Youth National Congress.
Masyarakat dapat mengikuti rangkaian kegiatan ISEF 2020 secara virtual dengan mengunjungi ISEF Integrated Virtual Platform 2020 (https://isef.co.id.). (R/R1/RI-1)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng