Gaza, MINA – Biaya haji jamaah dari Jalur Gaza tahun ini mencapai 4.000 dolar AS (Rp55,7 juta), demikian pengumuman Kementerian Awqaf dan Urusan Agama setempat.
Warga menganggap biaya tersebut tidak sepadan dengan kondisi ekonomi dan kehidupan yang sulit yang mereka dialami.
Banyak jamaah yang telah mengumumkan nama mereka di tempat ibadah haji, mungkin tidak dapat menyelesaikan pelunasan, setelah menunggu selama bertahun-tahun, karena kenaikan besar biaya haji tahun ini.
Seperti dilaporkan Quds Press, Senin (15/7), beberapa jamaah haji masih dapat membayar sisa pelunasan di cabang bank di Kota Gaza.
Baca Juga: Knesset Israel Perpanjang UU Penahanan Warga Gaza tanpa Dakwaan
Kepada wartawan mereka mengatakan, jamaah hampir tidak berhasil mengamankan pembayaran biaya karena situasi ekonomi yang buruk di Jalur Gaza.
Komite Haji dan Umrah Kementerian Awqaf dan Agama mengumumkan bahwa harga haji untuk tahun ini bagi para peziarah Tanah Suci di Gaza berjumlah 2.790 dinar Yordania, setara dengan 4 ribu dolar AS.
Selama sepuluh tahun terakhir, harga haji naik dua kali lipat dari 1.140 dinar Yordania (1.628 dolar AS) menjadi 1.650 dinar (2.357 dolar AS) pada 2009, dan tahun ini mencapai 2.790 dinar Yordania (sekitar 4.000 dolar AS).
Awad Abu Mazkour, Ketua Asosiasi Perusahaan Haji dan Umrah, mengatakan bahwa ada kekecewaan besar dari para peziarah tentang harga ini, menunjukkan bahwa jumlah ini dianggap sangat tinggi di Jalur Gaza.
Baca Juga: Macron Umumkan Prancis Siap Akui Negara Palestina
“Ada beban besar pada peziarah terdaftar untuk membayar jumlah besar ini di bawah kondisi sulit yang dialami karena pengangguran yang merajalela dan pemotongan gaji karyawan yang mencapai 40 persen gaji,” ujarnya. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gaza Butuh Lebih dari 500.000 Karung Tepung per Pekan