Banda Aceh, MINA – Melemahnya produksi pala di Aceh, membuat Irvan Basri, salah seorang warga desa Daneuen, Kecamatan Peusangan Siblah, Kabupaten Bireun, Aceh, bergerak untuk membudidayakan pala/">bibit pala Aceh.
Dimulai sejak 5 tahun lalu, kini usaha Irvan mulai menghasilakan pundi-pundi rupiah. Dibantu empat warga desa, Irvan sudah berhasil mengembangkan hingga ribuan pala/">bibit pala dengan umur bervariasi, siap ekspor.
Di Provinsi Aceh, terutama di wilayah Aceh Barat selatan, dulunya dikenal sebagai daerah penghasil pala terbaik di Aceh. Namun saat ini, produksi pala sudah mulai menurun disebabkan serangan ulat, hingga monopoli harga yang membuat para petani di wilayah tersebut banyak yang beralih ke tanaman sawit.
Fonomena ini justru bertolak belakangan dengan tingginya permintaan pasar akan produksi pala. Pada tahun 2016 misalnya, serapan pala di pasar Eropa, khususnya Belanda dan Italia, mencapai 19,81 ton.
Baca Juga: Guru Besar Baitul Maqdis Syaikh Prof El-Awaisi Kunjungi AWG
Menurut Irfan Basri, saat ini banyak pala yang terserang penyakit, sehingga kualitas pala menjadi tidak bagus. Fenomena ini membuat pala indonesia anjlok di pasar Internasional.
Tahun 2017 misalnya, tercatat ada 31 penolakan ekspor pala dari Indonesia akibat adanya pengaruh mikrotoksin, yang mengakibatkan kerugian eksportir mencapai US$ 3,58 juta.
“Alasan inilah kami bergerak untuk serius mengembangkan pala/">bibit pala Aceh, sehingga pala menjadi komoditi unggulan di Aceh selain sawit,” kata Irfan Basri, Selasa (18/9).
Irfan mengatakan, dominan permintaan pala/">bibit pala saat ini, untuk kebutuhan program pengembangan perkebunan yang didanai pemerintah, pala/">bibit pala di tempatnya dijual antara Rp 8.000 hingga 20.000 perbatang untuk yang masih berusia 1,5 tahun.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
“Kalau yang masih berumur delapan hingga satu tahun dijual Rp 8.000 sampai Rp 10.000 per batang,” kata Irfan.
Dirinya menambahkan, dalam satu bulan, permintaan pala/">bibit pala oleh petani lokal untuk wilayah kabupaten Bireun bisa mencapai seribu batang, “Itu masih wilayah Bireun saja, belum daerah lain yang juga bisa mencapai ribuan.” (L/Ap/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia