Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biden Melunak soal Gaza, Ada Peran Pak Jokowi?

Rendi Setiawan - Ahad, 19 November 2023 - 15:00 WIB

Ahad, 19 November 2023 - 15:00 WIB

9 Views

Oleh Rendi Setiawan, Jurnalis MINA

Arus kabar dan informasi seputar Gaza Palestina dalam beberapa hari terakhir sangat kencang, salah satunya menyangkut posisi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang melunak dan menginginkan adanya perdamaian di Gaza.

Dalam pernyataan terbaru, Biden menyatakan bahwa tidak ada potensi apa pun yang diraih dari Israel jika menguasai Gaza Palestina. Bahkan, Biden menyebutnya sebagai “kesalahan besar”.

Biden juga mengatakan solusi yang paling tepat agar perang antara Israel dan Palestina bisa berakhir adalah dengan solusi dua negara atau two state solution.

Baca Juga: Israel Tutup Masjid Ibrahimi untuk Perayaan Hari Raya Yahudi

Solusi dua negara pertama kali dicetuskan oleh Komisi Peel pada 1937. Komite ini mengusulkan pembentukan negara Yahudi dan Arab untuk membagi tanah Palestina menjadi Israel-Palestina.

Solusi dua negara kemudian diadopsi pada Rencana Pembagian PBB 1947 untuk Palestina. Rencana ini mengusulkan untuk dibagi menjadi tiga wilayah, dengan Yerusalem di bawah kuasa internasional.

Rencana pemisahan tersebut diterima para pemimpin Yahudi. Namun, ditolak pemimpin negara-negara Arab dan Palestina, yang menentang setiap pemisahan Palestina dan adanya negara Yahudi di daerah tersebut.

Perang Arab-Israel pada 1948 untuk menguasai wilayah Palestina pecah pada akhir Mandat Britania, yang diakhiri dengan Perjanjian Gencatan Senjata pada 1949.

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan Indonesia Tahap Kedua Tiba di Port Sudan

Padahal sebelum-sebelumnya, Biden selalu teguh pendirian mengikuti rencana Israel dalam menyerang Gaza Palestina. Negeri Paman Sam ini telah mengirimkan tiga kapal induknya, juga berbagai persenjataan lain serta prajurit dalam berbagai bidang keahlian.

Ketika negara-negara seperti Rusia, China, Turki, Liga Arab mendesak Biden menyetujui Resolusi Gencatan Senjata di DK PBB, Biden bergeming. Dia menegaskan dukungan penuhnya terhadap Israel dan menyatakan negara itu berhak untuk mempertahankan diri.

Desakan serupa juga terjadi saat Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken berpidato. Rakyat AS ramai-ramai membentangkan lambang Palestina dan dukungan terhadap negara itu. AS pun tetap bergeming.

Biden melunak usai bertemu Jokowi?

Baca Juga: Menteri Lingkungan Hidup Baru Fokus Penguatan Ekonomi Sirkular

Seperti yang telah diketahui bersama, Jokowi langsung terbang dari Riyadh setelah mengikuti KTT OKI ke Washington untuk bertemu Biden. Salah satu agenda yang dibahas Jokowi adalah mengenai Gaza.

Jokowi—secara terbuka—mengatakan langsung kepada Biden dalam pertemuan kedua kepala negara ini mengenai keresahannya terkait situasi di Gaza, dalam hal ini kebrutalan Zionis yang menarget apa saja, termasuk Rumah Sakit Indonesia yang ada di Bayt Lahiya, Gaza Utara.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana, sekaligus rektor Universitas Jenderal Achmad Yani menilai, pemilihan kata “atrocity” atau kebiadaban/kekejaman yang disampaikan Jokowi di hadapan Biden untuk menggambarkan agresi Israel yang terjadi di Gaza sangat berani.

Hikmahanto juga mengungkapkan cara penyampaian Jokowi kepada Biden sangat baik, dan tak emosional. Menurutnya pertemuan itu juga dikatakan berhasil karena beberapa hari setelahnya Amerika Serikat tidak melakukan veto dalam jeda kemanusian di Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: Sejarah Baru! Pembalap Indonesia Aldi Satya Mahendra Juara Dunia WSSP300

Meski Biden tak merespons langsung ucapan Jokowi dalam pertemuan tersebut, namun gestur yang diperlihatkan Biden menunjukkan bahwa dia sangat memperhatikan apa yang disampaikan Jokowi.

Dua hari setelah pertemuan itu, Biden muncul di media dan menyatakan pentingnya perdamaian di Gaza. Tak sampai di situ, Biden semakin keras terhadap negeri Zionis itu dan menegaskan pendudukan Israel atas Gaza adalah sebuah “kesalahan besar”.

“Saya mengatakan kepada Israel bahwa adalah sebuah kesalahan besar bagi mereka jika berpikir mereka akan menduduki dan mempertahankan Gaza. Saya rasa itu tidak akan berhasil,” kata Joe Biden pada Rabu (15/11).

“Saya menegaskan kepada Israel, kepada Bibi [Benjamin Netanyahu] dan kabinet perangnya. Saya rasa jawabannya adalah solusi dua negara,” imbuhnya.

Baca Juga: Prabowo Lantik 48 Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara

Biden optimis akan ada kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza. Ia mengatakan kepada keluarga para sandera untuk “bertahan, kami akan datang”.

Mungkinkah pernyataan Jokowi soal situasi di Gaza Palestina membekas bagi Biden? Pemimpin negara-negara Arab mesti berterima kasih kepada Jokowi karena berhasil mengubah pandangan Biden, yang bahkan negara sebesar Rusia, China, dan Turki pun kewalahan.(A/R2/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komandan Brigade Lapis Baja Israel Tewas di Utara Gaza

Rekomendasi untuk Anda