Washington, MINA – “Pemboman tanpa pandang bulu” yang dilakukan pendudukan Israel di Gaza berisiko membuat negara itu terisolasi, kata Presiden AS Joe Biden kepada Benyamin Netanyahu, dalam salah satu kritik paling keras terhadap Perdana Menteri pendudukan Israel yang berhaluan sayap kanan dari sekutu terdekatnya tersebut.
Dikutip dari Memo, Kamis, (14/12), berbicara kepada para donatur pada acara penggalangan dana politik, Biden menggambarkan koalisi Netanyahu sebagai pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel yang tidak menginginkan solusi dua negara.
“Saya pikir dia harus berubah, dan dengan pemerintahan seperti ini akan membuat Israel menjadi sangat sulit untuk bergerak.”
Presiden AS memperingatkan Netanyahu tentang pengulangan kesalahan yang dilakukan AS setelah 9/11, namun juga sekaligus menegaskan kembali dukungannya terhadap misi pendudukan Israel untuk “menghadapi Hamas”.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Pernyataan Presiden AS tersebut disampaikan beberapa jam setelah Netanyahu berjanji untuk menentang tekanan Amerika selama berminggu-minggu agar Otoritas Palestina bertanggung jawab atas Gaza setelah operasi militer pendudukan Israel berakhir.
Netanyahu telah mengesampingkan peran Otoritas apa pun di sana, yang memerintah di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Terlepas dari kritik dan kekhawatiran luas bahwa pendudukan Israel melakukan genosida, Biden telah memberikan dukungan penuh AS kepada negara ilegal apartheid tersebut.
Mencerminkan ketidakpuasan yang meluas terhadap Presiden AS, Biden telah dicap sebagai “Genoside Joe,” sebuah istilah yang bisa berdampak buruk pada pemilu AS tahun depan.
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
AS memberlakukan larangan visa terhadap pemukim ilegal Israel, yang tampaknya merupakan upaya untuk melawan kritik yang menuduh Washington tidak peduli terhadap genosida. Tindakan ini dikecam sebagai “sandiwara pamungkas”.
“Tampaknya tren baru di kalangan pemerintah Barat adalah mengecam kekerasan yang dilakukan pemukim dan mengambil tindakan terhadap individu pemukim. Mengikuti AS, Uni Eropa dan Inggris kini juga mempertimbangkan opsi nuklir,” kata analis Timur Tengah Belanda-Palestina, Mouin Rabbani, pada X.
“Itu adalah sandiwara yang paling hebat, bahkan dalam istilahnya sendiri: menolak memberi seseorang sesuatu yang tidak mereka miliki, tidak berhak atas haknya, dan bahkan mungkin tidak mereka inginkan, dibandingkan dengan mengambil sesuatu yang sudah mereka miliki, hampir tidak memenuhi syarat sebagai sebuah tindakan hukuman.” (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Peru, Prabowo akan Hadiri KTT APEC