Bila Hati Rindu Menikah

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

Tulisan singkat ini hanya sedikit motivasi bagi para pemuda dan pemudi yang sudah merindukan indahnya berumah tangga. Siapa tahu tulisan ini bisa menginspirasi Anda semua agar segera melangkah ke jenjang pelaminan terutama bagi mereka yang sudah siap; mental (iman) dan materi (finansial) untuk mereguk tali pernikahan.

Di antara jutaan nikmat dari Allah, satu di antaranya adalah nikmat nikah. adalah fitrah manusia. Menikah itu manis, maka manisnya tentu lebih manis dari manis madu. Menikah itu lezat, maka lezatnya tentu jauh lebih lezat dari makanan lezat apa pun yang ada di dunia ini. Menikah itu nikmat rasanya, maka senikmat apa pun makanan yang ada di dunia ini, masih lebih nikmat menikah.

Bicara soal nikah, tentu akan selalu menjadi trending topic. Bahasannya selalu ramai, dari ujung dunia timur sampai dunia barat, tema menikah selalu menjadi hal yang renyah untuk dikupas dalam seminar-seminar yang digelar. Bicara tentang nikah, maka tak hanya pemuda- pemudi saja yang senang, lelaki dan wanita yang sudah menikah sekalipun akan senang bila membahas tentang nikah.

Jadi, kalau menikah itu ibarat minum madu, maka mengapa masih ada lelaki dan wanita yang sudah siap menikah tapi belum juga mau menikah? Bila menikah itu ibarat makanan yang lezat, maka mengapa masih ada sebagian orang yang lebih senang memilih hidup menyendiri? Terlepas apakah ia punya masalah atau tidak, yang pasti menikah adalah hal yang selalu mendebarkan bila tak kunjung terwujud. Bahkan saat sudah terwujud sekalipun, saat akad nikah akan berlangsung, jantung pun dag dig dug der karena bahagianya tak terkira.

Terkadang, banyak orang ingin segera mengakhiri masa lajangnya. Tapi sayangnya, untuk bisa mengidamkan punya rumah tangga sakinah mawaddah wa rahmah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab banyak hal yang harus dipikirkan sebelum melangkah ke jenjang mahligai indah itu: pelaminan.

Dalam tradisi masyarakat Indonesia, sebagian besar orang tua masih merasa khawatir bila anaknya harus segera menikah sementara pendidikan (baca: kuliah)nya belum lagi selesai. Alasan para orang tua itu mungkin bisa saja benar, sebab khawatir pendidikannya akan terputus di tengah jalan. Tapi apa yang terjadi, selepas wisuda jodoh pun tak kunjung datang, hal ini membuat para orang tua juga merasa khawatir. Karena usia sudah tidak muda lagi.

Unik, dulu saat masih duduk di bangku kuliah, menikah dilarang dengan segudang alasan. Kini, saat kuliah sudah selesai, jodoh tak kunjung datang, orang tua juga tambah khawatir.

Masalah jodoh sebenarnya adalah masalah rezeki, sudah diatur oleh Allah Ta’ala. Karena mendapatkan seorang istri atau suami adalah bagian dari skenario Allah. Menikah, boleh saja dirancang dengan siapa, berapa maharnya, calon dari kalangan apa, kapan waktunya dan di mana akan dilakukan. Hanya saja, jangan kesampingkan Allah, sebab Dia-lah yang menentukan segalanya termasuk menikah dengan siapa, kapan dan di mana.

Karena jodoh adalah bagian dari rezeki, maka jemputlah ia dengan usaha maksimal. Usaha maksimal itu antara lain; pertama, berbenahlah untuk menjadi lebih baik dari sisi akhlak dan amal, perlu usaha ekstra. Kedua, perbanyaklah berdoa. Banyak doa agar dimudahkan mendapatkan jodoh. Ketiga, ikhtiarlah. Bila Anda wanita, maka tak perlu malu mengungkapkan isi hati agar si dia segera menikah Anda.

Keempat, perhatikan apa yang Anda makan. Sebab makanan yang masuk, sangat menentukan apakah doa yang dipanjatkan itu akan segera terkabul atau tidak. Makanlah makanan dan minumlah minuman yang telah Allah halalkan. Makanan dan minuman yang adalah modal utama bagi seorang hamba agar doa-doanya segera dikabulkan.

Tak Perlu Galau

Bagi para jomblowan dan jomblowati yang sudah lama menanti belahan jiwa, tapi tak kunjung tiba, maka tak perlu galau. Tenanglah sejenak, sebab Allah sedang tersenyum melihat sejauh mana kesabaran hamba-hamba-Nya. Yakinlah, isi dunia ini sudah Allah jadikan berpasang-pasangan. Hanya saja, jika seorang wanita atau lelaki belum menemukan pasangannya, maka berbaik sangkalah kepada Allah. Bisa jadi, kualitas iman dan amal masih harus terus dibenahi.

Tak sedikit wanita dan lelaki yang galau dalam menanti pendamping hidup. Bahkan kegalauan itu merambah sampai kepada kedua orang tuanya dan keluarganya yang lain. Tapi, masih banyak juga wanita dan lelaki soleh yang tak perlu galau menanti masa indah itu tiba. Sebab mereka selalu yakin bahwa jodoh sudah ada yang mengatur. Jika belum tiba juga waktunya, maka berbaiksangkalah kepada Allah.

Tak perlu galau menanti jodoh yang belum singgah, sebab galau hanya akan mempersempit akal sehat dan merusak fisik serta psikis. Alangkah indahnya kegalauan itu dialihkan kepada hal-hal yang positif dan produktif, misalnya dengan terus berkarya menajamkan skil yang sudah dimiliki. Dengan begitu, kegalauan bisa dikesampingkan.

Berikut adalah janji dari Allah untuk setiap hamba-Nya yang akan menikah semata-mata karena ingin menyempurnakan separuh agamanya. Semoga dengan menghayati janji-janji Allah berikut ini rasa galau itu bisa hilang.

Pertama, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk pria yang keji, dan pria yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk pria yang baik dan pria yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik ( pula).” (Qs. An Nuur: 26).

Ini adalah janji Allah. Bila seseorang ingin mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka perbaiki diri terlebih dulu. Allah tidak akan pernah memungkiri janji-Nya. Bagi Anda laki-laki, jangan pernah bermimpi ingin mendapatkan wanita layaknya Fatimah az Zahra putri Nabi SAW bila diri belum lagi selayak Ali bin Abi Thalib. Sebaliknya, bagi seorang wanita, jangan pernah bermimpi mendapatkan seorang suami selevel Ali bin Abi Thalib bila diri belum juga berbenah menjadi lebih baik seperti Fatimah az Zahra.

Kedua, “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Qs. Al Mu’min: 60).

Ayat di atas juga merupakan janji Allah untuk setiap hamba-Nya. Karena itu, luangkan dan pilihlah waktu-waktu mustajab untuk memanjatkan doa agar segera dipertemukan dengan pasangan hidup.

Ketiga,  “Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160). Harus diyakini bahwa Allah akan menolong orang yang rindu menikah dengan tujuan untuk menjaga kehormatan dirinya.

Jadi, buang semua rasa galau, takut, dan khawatir itu ke keranjang sampah, teruslah merapat kepada Allah, lakukan tarbiyah imaniyah. Yakinlah, Allah adalah satu-satunya tempat setiap hamba mengadukan segala keluh kesah termasuk menikah.(RS3/P1)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.