Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biro Al-Jazeera di Yaman Ditutup Paksa

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 11 Januari 2018 - 07:50 WIB

Kamis, 11 Januari 2018 - 07:50 WIB

101 Views

Kantor Al-Jazeera (MEMO)

al-jazeera-officeMEMO-300x200.jpg" alt="" width="300" height="200" /> Kantor Al-Jazeera (MEMO)

Shana’a, MINA  – Kantor Biro Al-Jazeera di Taiz, selatan Yaman, telah ditutup secara paksa oleh petugas keamanan setempat.

Kantor tersebut diperintahkan ditutup oleh tentara pada hari Selasa (9/1/2018) karena alasan yang tidak dijelaskan, Al-Jazeera Media Network mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Al-Jazeera mengecam penutupan paksa biro tersebut, demikian dilaporkan Kantor Berita MINA.

“Komando Keamanan Tinggi di Taiz, Yaman selatan, menyerang kantor Al-Jazeera Media Network di kota tersebut dan dengan tegas memerintahkan penutupannya,” pernyataan Al-Jazeera.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Jaringan berita internasional tersebut meminta pihak berwenang di kota Taiz untuk membatalkan keputusannya dan mengizinkan wartawannya melaksanakan tugas tanggung jawab profesional mereka tanpa adanya hambatan atau intimidasi.

Ini bukan kali pertama jurnalis Al-Jazeera jadi sasaran di kota Yaman. Tiga staf jaringan itu juga pernah diculik di Taiz pada Januari tahun lalu.

Kelompok bersenjata Houthi pada bulan lalu juga menyerang saluran televisi Yaman Al-Youm dan membawa puluhan sandera awak media.

Kota Taiz telah menjadi titik utama dalam perang yang sedang berlangsung di Yaman, karena dilihat sebagai gerbang strategis antara ibu kota Shana’a di utara dan wilayah bagian selatan.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Yaman telah terkoyak oleh konflik sejak tahun 2014 ketika Houthi mengambil alih menguasai negara tersebut.

Koalisi pimpinan Arab Saudi meluncurkan kampanye udara besar-besaran melawan Houtji pada Maret 2015, yang ditujukan untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Sejak saat itu, Houthi telah pergi dari sebagian besar wilayah selatan. Namun tetap memegang kendali atas ibukota Shana’a dan sebagian besar wilayah utara.

Diperkirakan 10.000 orang tewas dalam perang tersebut.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Yaman juga menghadapi wabah kolera yang mematikan, sebuah konsekuensi langsung dari konflik tersebut, yang telah menewaskan sekitar 2.000 orang dan mempengaruhi lebih dari satu juta orang sejak April 2017. (T/RS2/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Palestina
Kolom