Yerusalem, MINA – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memulai kunjungan Timur Tengah dengan datang ke wilayah Pendudukan Israel pada Selasa (25/5), untuk meningkatkan dan mendukung gencatan senjata antara Gaza dan Israel serta membantu mempercepat bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Dikutip dari Arab News, Blinken mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,
Setelah pertemuan, Netanyahu mengatakan, dia menghargai dukungan militer AS untuk Israel.
Ia juga memperingatkan bahwa tanggapan Israel akan sangat kuat jika Hamas melanggar gencatan senjata.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Ia juga mengatakan, berdiskusi dengan Blinken bagaimana meningkatkan kondisi kemanusiaan di Gaza.
Tentang Iran, Netanyahu mengatakan Israel akan selalu memiliki hak untuk membela diri terhadap Iran dan berharap Washington tidak akan kembali ke perjanjian nuklir dengan Iran.
Sementara itu, Blinken mengatakan AS mendukung penuh Israel melawan serangan Hamas dan mengatakan akan mencegah milisi itu mendapatkan keuntungan dari dana rekonstruksi Gaza.
Ia juga mengatakan bahwa tugasnya di kawasan itu untuk mengurangi ketegangan.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Bersamaan dengan misi Blinken, otoritas pendudukan Israel mengatakan, telah mengizinkan bahan bakar, obat-obatan, dan makanan yang dialokasikan untuk sektor swasta Gaza memasuki wilayah itu untuk pertama kalinya sejak 11 hari permusuhan lintas batas dimulai pada 10 Mei.
Blinken juga akan mengunjungi Presiden Palestina di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, kemudian ke Kairo dan Amman.
“Amerika Serikat menyimpan “setiap harapan dan harapan gencatan senjata akan terus berlanjut,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.
“Fokus utama kami adalah mempertahankan gencatan senjata, mendapatkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkannya,” kata pejabat itu, yang berbicara pada Senin (24/5) tanpa menyebut nama.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Tetapi pejabat itu mengatakan, masih terlalu dini untuk pembicaraan damai yang lebih luas antara Israel yang dalam perubahan politik setelah empat pemilihan umum dalam dua tahun yang hasilnya tidak meyakinkandan Palestina, yang terpecah oleh permusuhan antara Hamas dan Fatah.
Mesir menengahi gencatan senjata, berkoordinasi dengan Amerika Serikat. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB