London, MINA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Selasa (10/9), menyatakan pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi, aktivis berdarah AS-Turki oleh pasukan pendudukan Israel selama protes di Tepi Barat yang diduduki “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan”.
“Pembunuhannya tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan,” ujar Blinken dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy di London.
Ia menekankan perlunya pasukan pendudukan Israel untuk membuat perubahan mendasar dalam aturan keterlibatan mereka. Wafa melaporkan, Selasa (10/9).
“Menurut penilaian kami, pasukan keamanan Israel perlu membuat beberapa perubahan mendasar dalam cara mereka beroperasi di Tepi Barat, termasuk perubahan pada aturan keterlibatan mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
Ditembak Mati Pasukan Israel
Aysenur Ezgi Eygi, seorang aktivis berkewarganegaraan AS berusia 26 tahun asal Turki, secara tragis dibunuh pasukan Israel saat berunjuk rasa di Tepi Barat pada Jumat (6/9/2024).
Ia ditembak mati di kepala saat sedang melakukan demonstrasi damai dalam menyuarakan perjuangan Palestina terhadap pendudukan ilegal Israel di desa Beita, Tepi Barat.
Eygi, lahir di Antalya, Turki, pada tahun 1998, mengambil orientasi ganda dalam psikologi dan bahasa Timur Tengah di Universitas Washington di Seattle. Dia baru saja lulus di bulan Juni dan dikenal karena dedikasinya terhadap aktivisme dan layanan masyarakat.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Keterlibatannya berkisar dari membimbing siswa hingga memberikan dukungan rehabilitasi untuk anak-anak autis.
Di profil Linkedin-nya, Eygi mengungkapkan hasrat membuat dampak positif dengan mengatakan, “Pekerjaan sukarela saya telah memungkinkan saya untuk membuat dampak baik secara lokal maupun internasional.”
Pada awal September, Egyi bergabung dengan ISM, sebuah organisasi yang mengadvokasi perlawanan Palestina tanpa kekerasan terhadap pendudukan Israel.
Eygi tiba di Beita dekat Nablus untuk berpartisipasi dalam protes. Tiga hari kemudian, saat mengikuti demonstrasi, ia ditembak mati penembak jitu Israel, menurut laporan ISM.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Teman-teman dan sesama aktivis mengenang Eygi sebagai sosok baik dan lembut, yang berkomitmen untuk membela keadilan.
Meski sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, upaya medis untuk menyelamatkan hidup Eygi tidak berhasil. Kematian Eygi menambah daftar panjang martir dalam perjuangan menyuarakan hak-hak Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan