Doha, MINA – blokade ekonomi yang dilakukan negara-negara Teluk (khususnya empat negara Arab) terhadap Qatar disamping mempengaruhi bisnisnya, justru mendorong peluang industri bagi negara tersebut untuk mandiri.
“Industri Qatar sangat bergantung pada impor, yang sebagian besar berasal dari negara-negara sekitar. Namun sejak krisis yang dimulai dua bulan lalu, Doha telah mempersiapkan bagaimana hal itu dapat menjadi dorongan untuk lebih mandiri dan berkelanjutan,” kata Khashif Aijaz, pimpinan perusahaan nasional Qatar Don Construction Products.
Al Jazeera melaporkan, perusahaan Konstruksi Don itu telah memberlakukan beban kerja yang berlipat ganda dalam beberapa pekan terakhir karena perusahaan sedang mencoba untuk meningkatkan pembuatan bahan kimia konstruksi untuk kebutuhan dalam negeri.
Blokade yang diberlakukan oleh Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir sejak 5 Juni lalu telah mempercepat banyak hal dalam pergerakan bisnis dan industri Qatar,” papar Khashif Aijaz.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Pesanan kami meningkat setiap hari dan selalu ada peningkatan, baik kualitas maupun kuantitas produksi yang kami dapatkan,” tambahnya.
Di sisi lain, ketersediaan bahan baku industri menjadi tantangan tersendiri bagi industri Qatar.
Mereka mendatangkan bahan-bahan baku industri dari negara lain karena memang negara itu tidak memiliki sumber daya alam yang cukup untuk sektor industri.
“Tapi pada saat bersamaan kita sedang berjuang dengan ketersediaan bahan baku, karena kita mengimpor bahan baku dari Eropa, Cina dan AS,” katanya. (T/P2/R10/RS1)
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)