Detroit, MINA – Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) memblokir sumbangan online yang dilakukan oleh ekspatriat Iran untuk membantu korban gempa di negaranya.
Tohid Najafi, seorang profesional medis yang berbasis di Detroit, AS, mengatakan kepada Al Jazeera, Departemen Keuangan AS memblokir halaman Facebook yang telah dia siapkan untuk mengumpulkan uang bagi korban gempa Iran dan keluarganya.
Menurut data resmi terbaru, sekitar 432 orang telah kehilangan nyawa dan sekitar 9.388 lainnya menderita luka dalam gempa berkekuatan 7,3 skala Richter tersebut. Sekitar 12.000 rumah juga hancur total.
Najafi telah merencanakan untuk mengumpulkan US$ 110.000 dengan harapan bahwa di hari pertama dia akan berhasil mengumpulkan hingga US$ 15.000.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Pada pagi hari berikutnya, dia melihat bahwa donor online telah membantu lebih dari US$ 80.000. Jumlahnya kemudian meningkat mencapai US$ 200.000 pada hari Rabu (15/11).
Pada hari pertama penggalangan dana, Najafi menerima sebuah pesan dari Facebook, memberitahukan kepadanya bahwa dana tersebut “tidak akan dilepaskan.” Demikian Press TV memberitakannya yang dikutip MINA.
Jurnalis Iran-Amerika yang berbasis di New York, Tara Kangarlou, juga memulai kampanye penggalangan dana pribadi terpisah untuk membantu para korban gempa Iran.
Dalam 30 menit pertama, donor online menghasilkan US$ 2.000 di situs penggalangan dana YouCaring.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Namun, YouCaring membatalkan halaman milik Kangarlou. Dalam pesannya disebutkan bahwa penggalangan dana telah dihapus “karena negara yang Anda berikan merupakan bagian dari wilayah yang diembargo.”
“Departemen Keuangan Amerika Serikat tidak mengizinkan platform kami untuk mencairkan dana secara langsung,” kata pesan tersebut.
Situs web tersebut juga mengatakan kepada Kangarlou, mitra transfer uang pihak ketiga, WePay, tidak berwenang melakukan bisnis dengan Iran.
“Begitu mereka melihat nama Iran, bahwa ini untuk gempa Iran, mereka ketakutan,” kata Kangarlou. “YouCaring tidak peduli, juga tidak WePay. Sayang sekali.”
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
AS telah memberlakukan sanksi ekonomi luas terhadap Iran selama beberapa dekade terakhir. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas