Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BMKG: Angin Dingin Australia Landa Provinsi Aceh

Rana Setiawan - Selasa, 10 Juli 2018 - 14:02 WIB

Selasa, 10 Juli 2018 - 14:02 WIB

11 Views

Citra satelit kondisi cuaca dari BMKG. (Foto: BMKG)

Banda Aceh, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan aliran udara dingin dari Benua Australia yang membawa angin kencang disertai hujan sedang, melanda wilayah Aceh dan sekitarnya.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria Ahmad, menyatakan, Selasa (10/7), udara dingin yang melanda wilayah Aceh merupakan imbas hembusan angin Monsun dari Benua Australia.

“Udara dingin dan kering berupa angin yang melanda Aceh dan beberapa wilayah di Indonesia merupakan imbas hembusan angin Monsun dari benua Australia,” ujarnya, seperti yang dilaporkan wartawan MINA, Biro Aceh.

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini kepada sejumlah wilayah di provinsi paling barat Indonesia itu, seperti Siemelue, Sabang, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Timur, Gayo Lues, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Selatan, Subulussalam, dan sekitarnya terkait dengan perkembangan cuaca tersebut.

Baca Juga: Udara Jakarta Memburuk, Beresiko Bagi Warga Rentan

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang itu, berpotensi meluas ke Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Pidie, Pidie Jaya, dan sekitarnya yang diperkirakan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

Menurut Zakaria, sejumlah wilayah di Aceh sekarang ini sedang menuju puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus 2018.

“Saya harapkan semua pihak mewaspadai kebakaran hutan dan lahan, terutama gambut kering,” katanya.

Dia menjelaskan tekanan udara relatif tinggi menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia secara umum terjadi penurunan suhu yang makin besar pada malam hari, khususnya Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Tahun Baru Islam, Kemenag Beri Fasilitas Nikah Gratis

“Sedangkan di Aceh, dinginnya suhu udara malam hari di musim kemarau ini, lebih disebabkan panas bumi yang dilepaskan malam hari tidak terpantul lagi ke bumi,” imbuh Zakaria.

Sebagaimana laporan Biro MINA di Aceh, angin kencang yang melanda wilayah Aceh dan sekitarnya ini, Selasa (10/7), telah mengakibatkan dua pohon di Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah, tumbang menimpa kabel listrik dan menghalangi badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan dan terputusnya aliran listrik.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas BMKG Pusat, Hary Tirto Djatmiko mengatakan Indonesia mengalami puncak musim kemarau pada Juli sampai Agustus 2018.

Menjadi indikator aktifnya monsun Australia, Indonesia mendapatkan pengaruh dari aliran massa dingin dari Australia yang menuju ke Asia.

Baca Juga: Khutbah Idul Adha, Ali Farkhan Tsani: Persatuan Kunci Pembebasan Al-Aqsa

Aliran massa dingin itu menyebabkan perubahan suhu menjadi lebih dingin di sejumlah wilayah Indonesia yang berada di sebelah selatan garis khatulistiwa.(L/B03/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ustaz Yahya Waloni Wafat di Makassar Saat Khutbah Jumat Idul Adha

Rekomendasi untuk Anda