Jakarta, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan pemetaan daerah rendaman tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Pemetaan tersebut nantinya membagi wilayah Palu dan Donggala dalam sejumlah zona meliputi zona aman dan zona tidak aman.
“Pemetaan ini sangat berguna bagi pemerintah daerah sebagai dasar pertimbangan rencana pembangunan tata ruang di wilayah pesisir, termasuk rencana evakuasi jika terjadi tsunami di wilayah tersebut,” ungkap Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly di Jakarta, Senin (1/10).
Ddikutip dari rilis Setkab, Sadly mengatakan, BMKG menerjunkan tim sesaat setelah gempa untuk melakukan survei pascagempa dan sosialisasi di wilayah terdampak.
Survei yang dilakukan terdiri dari survei makroseismik, survei mikroseismik, survei mikrozonasi, dan survei pascatsunami.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
“Begitu terjadi gempa (28/9) BMKG langsung mengirim tim survei menuju Palu dan Donggala. Medan yang sulit dilalui dan minimnya pasokan listrik menjadi kendala utama kami,” imbuhnya.
Sadly menjelaskan, survei makroseismik adalah pemantauan kerusakan di lapangan pasca gempabumi. Survei ini diperlukan untuk memvalidasi tingkat guncangan gempa di wilayah terdampak.
Sedangkan survei mikroseismik adalah pemantauan gempabumi susulan pasca gempabumi utama untuk memantau perkembangan gempa-gempa susulan. Pemantauan dilakukan dengan memasang sensor gempa portable di beberapa lokasi.
“Hasil monitoring gempa susulan ini dijadikan pertimbangan Pemerintah Daerah dalam menentukan keputusan kapan masyarakat dapat kembali lagi ke rumah mereka. Di samping itu juga untuk menangkal maraknya beredar kabar hoax pasca bencana gempa,” tuturnya.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
“Adapun survei mikrozonasi adalah tinjauan daerah rawan gempabumi yang dibagi dalam luas tertentu. Hasil pemetaan mikrozonasi bermanfaat sebagai pedoman pemafaatan lahan untuk mengetahui zona yang aman untuk pembangunan serta hunian,” jelas Sadly.
Sementara survei pascatsunami adalah peninjauan jejak-jejak gelombang tsunami dimulai dari pesisir hingga ke daratan. Survei ini sangat diperlukan untuk memvalidasi hasil modelling tsunami yang dilakukan BMKG pada saat mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami. (R/R05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam