BMKG: Musim Kemarau Diprediksi Hingga Pertengahan November

Jakarta, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () memprediksi di tanah air masih akan berlangsung paling lama hingga pertengahan November 2019. Sementara puncak diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2020.

“Secara umum BMKG memprediksi musim kemarau masih berlangsung hingga pertengahan November, awal Oktober. Kemudian di beberapa wilayah saat ini sudah masuk masa transisi ke musim penguhajan,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo dalam acara FMB 9 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/9).

Ia menjelaskan, ketidakseragaman waktu permulaan musim hujan ini disebabkan luasnya wilayah Indonesia. Musim hujan umumnya merambat dari Sumatra bagian utara, tengah, selatan, lalu ke Kalimantan, kemudian Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan terakhir di Nusa Tenggara Timur.

“Dengan kata lain wilayah yang mengalami kemarau terpanjang di NTT,” tuturnya.

Selain luasnya wilayah Indonesia, perbedaan lamanya musim kemarau juga tergantung letak geografis di wilayah tersebut. Bahkan, kata Prabowo, satu daerah dengan daerah lain dalam satu provinsi juga bisa memiliki masa peralihan yang berbeda.

“Dari posisi yang ada, kebetulan Sumatra ini timurnya terlindungi Semenanjung Malaysia. Ini memberikan pengaruh terhadap iklimnya. Untuk waktu tertentu, bagian barat pada umumnya lebih basah daripada timur. Meski satu Provinsi Riau, tapi bagian tengah lebih basah daripada timur. Letak geografis ini membuat karakteristik Riau barat dan timur berbeda,” katanya.

Sementara untuk puncak musim hujan, BMKG memprediksi pada umumnya akan terjadi pada Januari dan Februari, di mana di beberapa tempat, seperti di Sumatra bagian barat cenderung akan terjadi lebih awal. (L/R06/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.