Bekasi, MINA – Peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa bumi dengan magnitudo 4,7 yang mengguncang Bekasi pada Rabu (20/8) malam berasal dari aktivitas Sesar Busur Belakang Jawa Barat, khususnya di Segmen Citarum.
Sesar Busur Belakang Jawa Barat membentang sepanjang ratusan kilometer melintasi Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, hingga Bekasi. Sesar ini terdiri dari beberapa segmen aktif, dan gempa Bekasi dipicu oleh pergerakan Segmen Citarum yang memiliki panjang sekitar 40 km.
“Hasil analisis menunjukkan pusat gempa berada di Segmen Citarum, bukan Segmen Baribis yang lokasinya lebih jauh,” jelas Daryono seperti dilansir Infopublik.id, Jumat (22/8).
Episentrum gempa terletak di darat dengan kedalaman 10 km, tergolong gempa dangkal. Skala intensitas guncangan mencapai III–IV MMI, sehingga getaran dirasakan cukup kuat oleh masyarakat sekitar.
Baca Juga: BPBD: 15,8 Hektare Lahan Terbakar hingga Agustus 2025 di OKU Timur
Daryono menyebut, kuatnya guncangan juga dipengaruhi oleh kondisi geologi Bekasi yang memiliki tanah lunak dan tebal, menyebabkan resonansi getaran.
Meski gempa tidak menyebabkan kerusakan serius atau gempa susulan, BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada dan memantau informasi resmi melalui website dan media sosial BMKG. []
Mi’raj News Agency MINA)
Baca Juga: Baznas Jateng Gelontorkan Rp3 Miliar untuk Perbaikan RTLH, Target 752 Unit Tahun Ini