BNI Syariah Tingkatkan Literasi Inklusi Keuangan Lewat Industri 4.0

Yogyakarta, MINA – siap meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui industri 4.0. Industri 4.0 ini dicirikan  penggunaan internet of things (IoT), teknologi awan, dan big data.

Langkah BNI Syariah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah ini dikatakan Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo dalam kuliah tamu yang berjudul “Inovasi Perbankan Syariah dalam Membangun Ekonomi Indonesia di era industri 4.0,”  di auditorium MMA, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM).

Turut hadir Rektor UGM, Panut Mulyono; Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi UGM, Supriyadi; dan Sekretaris Rektor UGM sekaligus Ketua Infaq dan Shodaqoh (RZIS), Gugup Kismono, Demikian terangan tertulis diterima MINA, Kamis (7/3).

“Saat ini angka literasi dan inklusi keuangan syariah masih cukup rendah. Berdasarkan data survey nasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan syariah hanya 8 persen atau lebih rendah dibandingkan literasi keuangan konvensional 30 persen,” kata Wibowo.

Selain itu, dikatakan, untuk inklusi keuangan syariah baru sebesar 11 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inklusi keuangan konvensional yaitu 68 persen. Angka literasi dan inklusi keuangan syariah yang rendah ini seakan menjadi paradoks.

“Karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar didunia. Seiring dengan angka literasi dan inklusi dalam negeri yang rendah, Indonesia hanya menempati posisi ke-sepuluh dalam pangsa pasar Islamic finance di dunia (Sumber: IFSI Stability Report, IFSB 2017),” jelasnya.

“Dengan adanya industri 4.0 dan potensi industri halal yang masih belum banyak berkembang diharapkan bisa meningkatkan literasi dan inklusi industri keuangan syariah,” kata Wibowo.

Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah berusaha menangkap peluang ini melalui pengembangan layanan berbasis digital dalam rangka memberikan layanan yang terbaik sesuai prinsip syariah kepada masyarakat.

“Ada beberapa layanan berbasis digital yang sedang dikembangkan BNI Syariah selain e-banking yang telah dimiliki sebelumnya, diantaranya uang elektronik, laku pandai, dan Crowd Funding Wakaf Hasanah,” katanya.

BNI Syariah juga berusaha mempertemukan stakeholder industri halal dan mendorong wirausahawan melalui Hasanah Spot. Selain acara kuliah tamu, di UGM, BNI Syariah juga melakukan penyerahan dana CSR berupa beasiswa kepada mahasiswa UGM sebesar total Rp 50 juta. (R/R03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)