Jakarta, MINA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir dilaporkan terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akibat hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama. Penyumbatan aliran drainase memperparah kondisi hingga air meluap ke permukiman warga.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan perkembangan penanganan bencana di sejumlah daerah pada periode Jumat (5/9) pukul 07.00 WIB hingga Sabtu (6/9) pukul 07.00 WIB.
Data diperbarui melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB berdasarkan laporan dari Pusdalops daerah.
“Sedikitnya lima unit rumah warga terdampak banjir di Taman Pagelaran RT 08/09 Desa Padasuka, Kecamatan Ciomas,” kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/9).
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Status Tetap Awas Level IV
Petugas BPBD Kabupaten Bogor segera merespons kejadian tersebut dengan melakukan asesmen, penyedotan air, serta mengedukasi warga agar tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. Kondisi terkini, banjir sudah surut pada hari yang sama.
Kekeringan di Klaten
Sementara itu di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bencana kekeringan masih melanda Kecamatan Kemalang dan Karangnongko. Dampaknya, lima desa mengalami kekurangan air bersih. Menyikapi hal ini, BPBD Klaten menyalurkan enam tangki air bersih pada Jumat (5/9).
“Sebanyak 30.000 liter air bersih telah didistribusikan untuk 167 kepala keluarga atau sekitar 744 jiwa,” ujar pihak BPBD Klaten.
Baca Juga: Transjakarta Mohon Maaf atas Bus Tabrak Toko di Jakarta Selatan
Sejak 4 Agustus hingga 4 September 2025, BPBD Klaten juga telah menyalurkan total 229 tangki atau 1.145.000 liter air bersih. Rinciannya antara lain 70 tangki untuk Desa Tlogowatu, 72 tangki untuk Tegalmulyo, 20 tangki untuk Kendalsari, 69 tangki untuk Sidorejo, serta 4 tangki untuk Gemampir.
Abdul Muhari, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Warga di bantaran sungai harus memantau ketinggian air secara berkala. Jika hujan deras berlangsung lama, lakukan evakuasi mandiri, kenali jalur evakuasi, dan perbarui informasi cuaca dari lembaga resmi,” tegas Abdul.
Menurutnya, kewaspadaan diperlukan tidak hanya terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tetapi juga hidrometeorologi kering seperti kekeringan. []
Baca Juga: Blood Moon Hiasi Langit Indonesia 7-8 September, Bisa Disaksikan dari Seluruh Tanah Air
Mi’raj News Agency (MINA)