Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BNPB Catat Bencana di Indonesia Priode 14-15 Juli

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Rudi Hendrik - 11 detik yang lalu

11 detik yang lalu

0 Views

Jakarta, MINA  – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum 19 kejadian bencana yang terjadi selama periode pemantauan 14 Juli 2025 pukul 07.00 WIB hingga 15 Juli 2025 pukul 07.00 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis di Jakarta mengatakan, dalam periode tersebut, sejumlah peristiwa menonjol atau berdampak signifikan meliputi jenis bencana hidrometeorologi basah maupun kering, termasuk bencana vulkanologi.

“Adapun kejadian bencana yang pertama adalah banjir di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tingginya curah hujan menjadi pemicu terjadinya banjir di Desa Lowa, Kecamatan Lambandia dan Desa Tumbudadio di Kecamatan Tirawuta. Banjir ini merendam 87 hektar lahan persawahan, namun saat ini dilaporkan telah berangsur surut,” tulis Abdul Muhari, Selasa (15/7).

Sementara itu, ia mengatakan, banjir di Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara, telah berdampak di tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Kusambi. Bencana ini menyebabkan sekitar 49 KK terdampak, lima KK mengungsi, dan 49 unit rumah mengalami kerusakan. Status tanggap darurat masih berlaku sejak 19 April hingga 18 Juli 2025. Kondisi terkini menunjukkan air telah mulai surut.

Baca Juga: Gunung Marapi Sumbar Erupsi, Masyarakat Diimbau Waspada

Berikutnya, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang telah menimbulkan 10 korban meninggal dunia dan menyebabkan 1.152 KK atau 4.061 jiwa mengungsi (data per 12 Juli 2025).

Status tanggap darurat masih berlaku hingga 14 Agustus 2025. BNPB telah melakukan pendampingan, dan aktivitas kegempaan tercatat menurun.

Selanjutnya, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilaporkan terjadi di Desa Tanjung Seteko di Kecamatan Indralaya dan Desa Seribanding di Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, Ahad (13/7). Total lahan yang dilalap si jago merah seluas 1 hektare dan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan oleh aparat penegak hukum.

Satgas Karhutla gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Ogan Ilir, BPBD Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Pemadam Kebakaran, Senin (14/7) telah berhasil memadamkan lahan yang terbakar seluas 0.4 hektare.

Baca Juga: Marc Marquez “Aura Farming” di MotoGP, Gubernur Riau: Kita Bangga

BPBD Kabupaten Ogan Ilir  bersama tim gabungan masih melakukan upaya pemadaman guna mengantisipasi meluasnya titik api.

Karhutla juga terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah. Hingga saat ini, luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 111,82 hektar. Dalam 24 jam terakhir, terjadi penambahan seluas 6,5 hektar, namun seluruh area tambahan tersebut telah berhasil dipadamkan. Status siaga darurat tetap berlaku hingga 8 September 2025.

Adapun banjir yang terjadi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, telah berdampak pada ±1.324 KK atau 3.490 jiwa dan ±1.048 unit rumah. Genangan masih terjadi dengan tinggi muka air (TMA) antara 30 hingga 100 cm. Status siaga darurat tingkat provinsi telah ditetapkan sejak 6 Juli dan berlaku hingga 31 Agustus 2025. BNPB juga telah memberikan pendampingan untuk penanganan dampak bencana ini.

Terakhir, karhutla di Provinsi Riau yang telah menghanguskan ±461,76 hektar lahan. Dalam 24 jam terakhir, terdapat penambahan seluas ±11,8 hektar yang saat ini masih dalam proses penanganan.

Baca Juga: Harga Emas Turun Rp10.000, Kini di Level Rp1.914.000/Gram

Status siaga darurat di wilayah ini telah berlaku sejak 18 April dan akan berlangsung hingga 30 November 2025. Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB turut melakukan pendampingan untuk pengendalian kebakaran.

BNPB mengingatkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat terkait pentingnya upaya pencegahan yang meliputi hindari membakar sampah atau membuka lahan dengan cara membakar, tidak membuang puntung rokok sembarangan, apabila menemukan titik api yang berpotensi memicu karhutla segera padamkan sehingga tidak bereskalasi menjadi kebakaran.

BNPB juga mengimbau kepada seluruh pihak agar melakukan deteksi dini dan pengawasan yang dapat dimulai dari melakukan patroli rutin di daerah rawan kebakaran, melakukan optimalisasi menara pengawas dan pos jaga, memantau informasi cuaca secara rutin dan berkala. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Operasional Haji 2025 Berakhir, Menag Sebut Dapat Apresiasi dari Saudi

 

Rekomendasi untuk Anda