Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BNPB Gelar Apel Siaga dan Simulasi Hadapi Bencana Hidrometeorologi

kurnia - Rabu, 9 November 2022 - 19:18 WIB

Rabu, 9 November 2022 - 19:18 WIB

7 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  menggelar  Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Menghadapi Bencana Hidrometeorologi di Buperta Jambore Pramuka Cibubur, Rabu (9/11),  dipimpin Menko PMK Muhadjir Effendy, diikuti daerah-daerah rawan bencana dan lembaga/badan terkait.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, banyaknya ancaman bencana Hidrometeorologi basah di Indonesia selama tahun 2022, adanya 3.207 bencana hingga kini.

“Dari ribuan bencana tersebut, didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah, yaitu banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrim, dari 3.207 bencana selama tahun 2022 kali ini, itu 95 persennya didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah,” katanya.

“Nah sekarang banjir terjadi di mana-mana. Di seluruh Pulau Sumatera sudah banjir. Aceh itu rata-rata semua Kabupatennya sudah banjir, Jawa semuanya, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah juga banjir, nah yang sekarang relatif tidak banyak banjir itu di Indonesia bagian Timur,” jelas Suharyanto.

Baca Juga: Prof. Mahmoud Anbar: Kehancuran Zionis Yahudi Sebentar Lagi

Untuk itu, ia menjelaskan, melalui kegiatan apel kesiapsiagaan, seluruh unsur dalam penanggulangan bencana untuk tetap waspada.

Ia menyebutkan, berdasarkan pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim penghujan akan datang pada bulan Desember hingga Januari.

“Mudah-mudahan dengan adanya Apel ini, semua yang terkait dengan penanggulangan bencana, baik tingkat daerah maupun pusat, sudah siap dengan segala sesuatunya,” tegas Suharyanto.

Sementara itu, Menko PMK, Muhadjir Effendy menjelaskan, kegiatan apel siaga nasional digelar untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bencana, khususnya hidrometeorologi. Menurutnya, kewaspadaan tetap harus ada karena Indonesia adalah negara yang berlangganan bencana alam.

Baca Juga: Pemprov Jateng dan Queensland Perpanjang Kerja Sama Sister Province

“Ini karena kita berada di bagian Ring of Fire tepian Pasifik. Kebetulan, negara-negara yang ada di tepian pasifik ini, terutama yang memiliki Gunung Api, kita adalah yang terbesar. Kalau tidak salah, ada 140 gunung api. Dampaknya ini multidimensional, khususnya pada bencana,” imbuh Muhadjir.

Sebagai informasi, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, potensi curah hujan sedang hingga lebat masih akan terus terjadi hingga tahun depan. Potensi puncak curah hujan di DKI Jakarta masih seperti pola tahun sebelumnya yaitu akan berlangsung sekitar bulan Januari-Februari 2023.

Gelaran apel kesiapsiagaan tersebut diselenggarakan dengan melibatkan berbagai Provinsi yang rawan terjadi bencana hdirometeorologi serta pihak Kementerian/Lembaga, Organisasi Perangkat Daerah, BUMN, BUMD, dan relawan.

Apel kesiapsiagaan dilakukan secara hybrid. Bertindak selaku Inspektur Apel adalah Menko PMK, Pemimpin Apel ialah Sekretaris BPBD DKI Jakarta, Perwira Apel oleh Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta dengan melibatkan 2.500 peserta Apel ditambah peserta hadir secara daring dari unsur kepala daerah 10 Provinsi dan 34 kabupaten/kota berpotensi rawan banjir dan longsor. (L/R4/P1)

Baca Juga: BMKG Sebut Hujan Lebat Jadi Penyebab Banjir di Jabodetabek

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia