Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengharapkan BPBD di enam provinsi menyiapkan langkah kesiapsiagaan untuk mencegah dampak siklon tropis Seroja terhadap masyakarat maupun kerusakan infrastruktur.
Keenam provinsi tersebut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan D.I. Yogyakarta. Demikian keterangan dari BNPB, Kamis (8/4).
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) seperti dikutip dari laman BNPB, Kamis (8/4), siklon tropis Seroja diperkirakan intensitasnya akan meningkat dalam 24 jam.
BMKG memperkirakan peningkatan intensitas siklon pada 7 – 8 April 2021 dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
BNPB mengingatkan, siklon tropis Seroja akan berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatkan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, selain itu dapat mendorong peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada peningkatkan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia.
Di samping itu, terdapat potensi tinggi gelombang 2.5-4.0 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Pulau Jawa hingga NTB, Samudera Hindia selatan Pulau Jawa hingga Bali, Perairan selatan Pulau Sumba hingga Pulau Rote.
Kemudian potensi tinggi gelombang 4.0-6.0 meter diprediksi terjadi di perairan selatan NTB hingga selatan Pulau Sumba.
Cuaca ekstrem Badai Siklon Tropis Seroja menyebabkan sejumlah titik di NTT dan NTB mengalami banjir bandang dan tanah longsor. Daerah yang memiliki dampak cukup besar yaitu Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor.
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren
Korban meninggal akibat banjir yang dipicu siklon tropis Seroja di NTT bertambah menjadi 138 orang hingga Rabu (8/4) malam.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan 129 orang terluka dan 61 orang masih hilang.
Menurut Doni, ada kendala mengevakuasi korban yang tertimpa bangunan dan batu-batu besar di sejumlah wilayah seperti Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor karena mobilisasi alat berat terkendala cuaca yang buruk.
“Kapal yang mengangkut ekskavator tidak bisa berlayar, mudah-mudahan cuaca semakin baik sehingga alat berat bisa dikirim ke wilayah tersebut,” kata Doni dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/4). (R/R5/P1)
Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan
Mi’raj News Agency (MINA)