BNPB: Karhutla dan Angin Puting Beliung Terjadi di Sumbar dan Sumut

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Widi Kusnadi - 41 menit yang lalu

41 menit yang lalu

0 Views

Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan situasi bencana periode 13 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB hingga 14 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB. Beberapa kejadian bencana tercatat di Sumatera Barat dan Sumatera Utara, mulai dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga angin puting beliung.

“Hingga pertengahan Agustus ini, kami terus memantau peningkatan kejadian bencana, terutama karhutla dan cuaca ekstrem,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di jakarta, Kamis (14/8).

Bencana pertama dilaporkan oleh BPBD Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Kebakaran hutan dan lahan terjadi di Jorong Turawan, Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Rabu (13/8) pukul 16.30 WIB. Menurut petugas, empat hektar lahan terdampak akibat api yang dipicu pembakaran sampah oleh warga. BPBD bersama Dinas Pemadam Kebakaran segera melakukan pemadaman dan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan serta desa setempat.

Peristiwa serupa juga terjadi di Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, pada Rabu (13/8) pukul 19.00 WIB. Hasil kaji cepat mencatat sepuluh hektar lahan terdampak. BPBD setempat bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan warga melakukan evakuasi serta pemadaman secara gotong royong.

Selain karhutla, hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan angin puting beliung di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Rabu (13/8) malam. Bencana ini melanda delapan desa di Kecamatan Pantai Labu. Petugas mencatat 31 kepala keluarga terdampak dengan kerusakan 21 rumah kategori rusak sedang dan 10 rumah rusak ringan. BPBD Kabupaten Deli Serdang langsung melakukan asesmen dan menyalurkan bantuan logistik.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, khususnya menghadapi musim kemarau yang rawan karhutla.

“Lakukan patroli rutin di daerah rawan kebakaran, optimalkan menara pengawas dan pos jaga, serta pantau informasi cuaca secara berkala,” kata Abdul Muhari. []

Mi’raj News Agency (MINA)