Jakarta, 6 April 2017/9 Rajab 1438 (MINA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkerjasama dengan Earthquake Prediction Research Centre (EPRC) Japan dalam teknologi bagaimana agar cepat memprediksi gempa dan tsunami.
“Teknologi yang dimaksud adalah gabungan teknologi canggih seperti satelit, radar, GPS sensor dan peralatan pendukung lain seperti pendeteksi gelombang elektromagnetik,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis (6/4).
Ia menambahkan, teknologi tersebut sudah diterapkan oleh EPRC dan terbukti dapat memprediksi potensi gempa dan tsunami lebih cepat sehingga masyarakat dapat siap siaga mengantisipasi risiko terburuk.
“Dukungan teknologi ini tentu disertai beragam data seperti tinggi air. Data yang digunakan diperoleh dari satelit milik Amerika Serikat, Rusia, Jerman dan Jepang. Beragam data tadi kemudian diolah dan dianalisis dengan supercomputer artificial intelligence,” jelasnya.
Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis
Sutopo berharap dengan adanya kerjasama dan pengembangam teknologi ini dapat tewujudnya International Surface Artificial intelligence Communicator (ISACO) di Indonesia.
“Setiap orang yang berada di wilayah rawan bencana akan mendapatkan informasi potensi ancaman gempa. Email peringatan dini dapat diakses melalui smartphone yang memberitahukan 1 hari jelang gempa berkekuatan 5 atau lebih terjadi,” katanya.
Penerapan teknologi ini diberikan secara gratis oleh EPRC untuk Indonesia. EPRC memiliki tujuan yaitu menganalisis data besar dan menggunakan teknologi yang dipunyai untuk meminimalkan dampak gempabumi dan berkontribusi untuk menyelamatkan lebih banyak umat manusia di dunia.
“Untuk penjajakan pengembangan teknologi prediksi gempa tersebut BNPB akan bekerjasama dengan BMKG, BIG, BPPT, perguruan tinggi dan institusi lainnya,” tutup Sutopo. (L/R08/P2)
Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)