Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), melatih para santri dari puluhan pesantren di Jawa Timur untuk melawan narasi intoleran, radikal, dan terorisme di dunia maya.
“Generasi muda dari kalangan pesantren harus mengambil panggung, dan berani mengambil ruang kontestasi narasi di dunia digital,” kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Nisan Setiadi dalam keterangan pers, di Jakarta, Sabtu (17/6).
Nisan meyakini bahwa melalui kedalaman ilmu agamanya, para santri bisa menjernihkan persoalan yang seringkali dibuat keruh oleh para teroris dengan mengatasnamakan agama.
Santri milenial diharapkan tidak hanya memahami substansi keagamaan, tetapi juga mampu menjawab tantangan kekinian dalam teknologi dan informasi termasuk pencegahan terorisme.
Baca Juga: Menag Wacanakan Pramuka Wajib di Madrasah dan Pesantren
Pasalnya, kelompok intoleran radikal banyak menggunakan dunia maya untuk menyebarkan pengaruh.
Pelatihan berlangsung di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada 14-17 Juni 2022 yang diikuti oleh para santri dari puluhan pesantren. Pelatihan dan workshop tersebut bertema, “Melalui Bidang Agama dan Multimedia dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme”.
Dalam pelatihan ini, santri dilatih melakukan analisis dan literasi media sosial, pembuatan narasi perdamaian melawan propaganda radikalisme, pengelolaan dan pembuatan website, desain komunikasi visual, serta pembuatan video.
Melalui pelatihan ini, para santri diharapkan dapat mengisi ruang publik di dunia maya dengan konten bernilai Islam yang Rahmatan Lil Alamin (Islam sebagai rahmat semesta alam) dan Hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air bagian dari iman).
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Al-Qur’an Dikencingi Tentara Israel, Kita tidak Boleh Diam!
Nisan menjelaskan, paham intoleran, radikalisme, dan terorisme terus meningkat melalui narasi propaganda, provokasi dan hasutan bernada intoleran, segregasi, dan nilai yang bertentangan dengan semangat kebangsaan.
Narasi tersebut membenturkan nilai agama dengan nilai-nilai kebangsaan untuk mempengaruhi generasi muda.
“Makanya, kalangan santri harus mempunyai kecakapan digital sebagai senjata dalam melawan narasi-narasi keagamaan yang kerap dieksploitasi dan dimanipulasi untuk kepentingan politik yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini,” imbuh Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT ini pula.
Para santri telah membuat website dan media sosial bernama Santri Keren Indonesia. Secara operasional, website dan media sosial Santri Keren Indonesia akan terus bersinergi dan didukung oleh BNPT dalam memproduksi konten. (R/R4/P1)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Dominan Berawan dan Hujan Ringan Turun Sore Hari Ini
Mi’raj News Agency (MINA)