BOIKOT ISRAEL, WANITA PALESTINA CIPTAKAN PRODUK ALTERNATIF

Foto: PIC

Ramallah, 27 Jumadil Awwal 1436/18 Maret 2015 (MINA) – Pameran produk Palestina diadakan di Ramallah dengan tema “Wanita Kreatif Palestina”, bertujuan mengangkat peran perempuan dalam memboikot produk-produk Israel serta mendukung wanita kreatif dengan produk-produk alternatif.

Pameran yang dilaksanakan selama tiga hari sejak Senin ( 16/3) dibuka oleh Gubernur Ramallah, Laila Ghannam, dihadapan sejumlah tokoh politik dan ekonomi. Palestinian Information Center (PIC) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Rabu (18/3).

Pameran diselenggarakan oleh Kementerian Urusan Perempuan, bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Palestina.

Sebanyak 41 lembaga dari  Tepi Barat ikut berpartisipasi dalam pameran yang meliputi produk kreatif: bordir, gaun, keramik, manik-manik, lukisan serta aneka makanan dari taboon (roti), minyak zaitun, dan selai, serta tanaman obat (herbal).

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Di sela-sela pembukaan, Laila Ghannam mengatakan, “Kami sangat membutuhkan dukungan untuk melaksanakan pameran produk karya perempuan Palestina, ini juga untuk membantu kondisi ekonomi warga akibat penjajahan Israel.”

Ghannam menambahkan, “Kami berusaha untuk mengkonsolidasikan peran perempuan dalam memboikot produk-produk Israel, dan hari ini kita melihat mereka ternyata kreatif menciptakan produk sendiri.”

Sementara itu, Ribheyya Bani Odeh, anggota dari Pusat Feminis Tamon, mengatakan, “Sedikitnya sejulah dua puluh lima perempuan mendapatkan keuntungan dari proyek ini, untuk mendukung keluarga mereka yang miskin.”

Peserta pameran, Bayan Bayatneh (57) mengatakan, dirinya telah bekerja di bidang bordir selama tiga puluh tahun, dan pameran ini merupakan bagian penting dari hidup saya, karena ini adalah hobi saya, sumber mata pencaharian, serta cara untuk melestarikan warisan Palestina.” (T/P006/P4)

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)