Oleh Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional
DI TENGAH derita genosida yang tak kunjung reda di Jalur Gaza, di antara reruntuhan rumah dan tangis anak-anak tak berdosa, kita tak boleh hanya menjadi penonton yang tak berbuat maksimal dengan segala daya untuk saudara-saudara kita.
Kita harus terus berisik melawan penjajahan yang masih berlangsung di bumi pusat keberkahan semesta alam, Palestina.
Senjata-senjata dari gerakan perlawanan Brigade Al-Qassam, Brigade Al-Quds, dan aksi-aksi bersenjata lainnya, terus menyala. Juga rentetan roket-roket dari kelompok bersenjata Hezbollah di Lebanon, dan Houthi di Yaman, ikut bergelora. Dan kini dalam beberapa hari kita melihat di berbagai media, bagaimana rudal-rudal serangan balik dari Iran membombardir kota-kota utama di wilayah penjajahan Zionis durjana.
Baca Juga: Pesan Dari Jantung Blokade: Ketika Debu Perang Tak Mampu Redam Keimanan di Gaza
Sementara dari negeri-negeri di luar wilayah konflik, sebenarnya ada satu jenis senjata sunyi tapi tajam, diam tapi mematikan, yang bisa kita kerjakan, yaitu: BOIKOT!
Boikot bukan sekadar aksi simbolik
Boikot adalah tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang, organisasi, lembaga atau entitas tertentu sebagai wujud protes atas hal-hal yang dilakukan oleh yang diboikot atau yang terafiliasi dengannya.
Boikot juga bisa diartikan sebagai penolakan kerja sama dengan pihak lain yang dipandang merugikan. Dalam hal ini adalah pihak penjajahan Zionis yang telah melakukan genosida dengan cara brutal, tak berperikemanusiaan dan tanpa tindakan hukum memadai dari dunia internasional.
Baca Juga: Selat Hormuz: Urat Nadi Energi Dunia dari Jantung Teluk Persia
Karenanya, gerakan boikot bukanlah semata tindakan simbolik, tetapi adalah pilihan sadar, langkah tegas, dan seruan nurani. Setiap produk yang terafiliasi dengan Zionis, yang kita tolak, adalah suara kita menolak penjajahan, adalah sikap kita melawan kekejaman.
Kita memang tidak mengangkat senjata api, roket-roket apalagi rudal balistik. Akan tetapi kita bisa menutup dompet dari perusahaan yang mendanai peluru-peluru itu. Kita Juga tidak mampu mengendalikan kekuasaan, tapi kita punya kendali atas apa yang kita beli.
Boikot adalah bentuk cinta yang memadai, wujud perlawanan yang damai, dan aksi nyata solidaritas yang tak bisa dibeli.
Ketika para penjajah membangun kekuatan lewat ekonomi, maka kita runtuhkan lewat kesadaran. Karenanya, boikot itu bukanlah soal kemarahan semata, tapi komitmen pada keadilan Dan pada hak-hak asasi manusia.
Baca Juga: Dari Bandung Menuju Al-Aqsa: Tadabbur Qs. Al Anfal Ayat 45-56 dan Spirit Perjuangan
Boikot bukan tentang seberapa besar aksi kita, tapi seberapa tulus dan istiqamah niat kita. Maka, Jika kemudian anak kita memprotes, “Mengapa ada produk ini yang harusnya kita boikot?” Di situlah aksi kesadaran boikot Telah sampai pada generasi berikutnya.
Bagaimana dampak boikot produk dari sisi ekonomi bangsa penjajahan itu? Diakui atau tidak, dampak boikot produk terhadap ekonomi Zionis bisa signifikan, terutama jika dilakukan secara konsisten, masif, dan meluas.
Berikut dampaknya dari sisi ekonomi Israel, antara lain:
Baca Juga: Kata Situs Formula E tentang Jakarta
1. Penurunan Pendapatan Perusahaan Terafiliasi
Boikot terhadap produk dan perusahaan yang mendukung atau berafiliasi dengan Zionis bisa menurunkan penjualan global mereka. Contohnya, kampanye BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) telah memengaruhi beberapa brand besar secara ekonomi.
Media Al Jazeera pernah memberitakan laporan nilai kerugian yang diderita oleh ‘Negara Israel’. Merujuk pada laporan tahun 2008 lalu, ketika gerakan boikot marak, berpotensi menimbulkan kerugian hingga US$11,5 miliar atau setara Rp180,48 triliun per tahun bagi Israel.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran Israel. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, sejam aksi boikot marak, Israel telah memprioritaskan misi diplomatiknya ke berbagai negara sekutunya, dalam menanggulangi gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
Baca Juga: Dari Bandung untuk Al-Aqsa, Tabligh Akbar Menyatukan Umat dalam Ukhuwah dan Perjuangan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun telah bertindak melarang kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot.
Bahkan ribuan warga Israel disinyalir berpotensi kehilangan mata pencarian apabila negeri Zionis tersebut diboikot secara penuh oleh masyarakat internasional.
Dalam skala Indonesia, dampak boikot itu dinyatakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hukum KH Ikhsan Abdullah. Ia mengatakan bahwa aksi boikot pada produk yang terafiliasi dengan Israel telah membuat masyarakat Indonesia beralih ke produk lokal.
Dari riset yang dia dan timnya lakukan tahun 2024, sekitar 85 persen masyarakat Indonesia ingin beralih dari produk global ke produk nasional.
Baca Juga: 5 Adab Mulia yang Harus Diketahui Peserta Tabligh Akbar
Ikhsan Abdullah mengungkapkan adanya aksi Palestine Washing, yakni manuver perusahaan-perusahaan multinasional asing dalam berkelit dari gerakan boikot produk pro-Israel dengan aneka kegiatan yang seolah-olah bersimpati pada Palestina.
Ada beberapa perusahaan multinasional asing datang ke MUI meminta dukungan karena saham dan produk riil mereka terdampak gerakan boikot produk pro-Israel. Semua mereka minta boikot segera diakhiri, ujarnya.
2. Turunnya Nilai Saham
Beberapa perusahaan terafiliasi dengan Zionis atau beroperasi di wilayah pendudukan mengalami tekanan di pasar saham akibat aksi boikot. Seperti SodaStream yang sempat mengalami penurunan citra dan nilai saham sebelum akhirnya ditutup di Tepi Barat.
Baca Juga: Zionis Manfaatkan Serangannya ke Iran untuk Tutup Masjid Al-Aqsa
Laporan Voice of America (VoA) menyebutkan, beberapa bisnis Israel meninggalkan wilayah Palestina yang diduduki Israel, karena tekanan dari seluruh dunia dan kampanye boikot.
Mengenai hal itu, Mustafa Barghouti, anggota Parlemen Palestina mengatakan bahwa boikot itu merupakan salah satu bentuk perlawanan yang paling damai dan tanpa kekerasan untuk mencapai kebebasan, keadilan dan perdamaian.
Menurutnya, boikot tidak untuk menentang orang-orang Yahudi, tapi untuk melawan apartheid, melawan pendudukan, menentang genosida yang dilakukan pemerintah Zionis. Seperti kampanye anti-apartheid di Afrika Selatan yang berhasil, pada suatu waktu nanti, kampanye boikot akan berhasil pula di Palestina.
3. Gangguan Ekspor Israel
Baca Juga: Mengapa Israel Nekat Menyerang Iran?
Israel termasuk salah satu eksportir teknologi, senjata, pertanian, dan farmasi. Dengan adanya boikot menghambat akses produk mereka ke pasar luar negeri dan menekan sektor ekspor.
Perusahaan-perusahaan besar Israel mengalami kerugian yang cukup signifikan, salah satunya yaitu Carmel Agrexco, perusahaan ekspor pertanian terbesar di Israel. Carmel Agrexco mengalami likuidasi diakibatkan oleh aksi boikot besar-besaran di sejumlah wilayah. Akibatnya, petani-petani Israel mengalami kesulitan dalam ekspor hasil panen, sehingga hal ini memberikan dampak buruk bagi perekonomian Israel.
4. Kerugian Citra dan Reputasi Global
Boikot membawa dampak reputasi. Perusahaan yang disorot karena keterlibatannya dengan penjajahan Zionis Israel bisa kehilangan konsumen, investor, dan mitra bisnis, terutama dari masyarakat yang peduli Hak Asasi Manusia (HAM).
Baca Juga: Palestina di Tengah Pusaran Konflik Israel dan Iran
Akibat tekanan boikot dan kampanye global, telah menimbulkan keraguan bagi investor luar untuk menanamkan modal di perusahaan atau sektor ekonomi Israel yang kontroversial secara politik.
Singkatnya, boikot tidak hanya bersifat moral, tapi punya konsekuensi ekonomi nyata yang mampu menekan Zionis Israel secara sistemik jika dilakukan secara luas dan berkelanjutan.
Boikot terhadap Zionis Israel telah berkembang dalam berbagai bentuk sebagai bentuk perlawanan damai dan tekanan global. Beragam bentuk boikot yang kini dijalankan oleh komunitas internasional bukan hanya boikot perdagangan dan ekonomi. Namun Juga boikot akademik dan pendidikan, boikot seni dan budaya, boikot media dan olahraga.
Begitulah, gerakan boikot bukan sekadar tekanan ekonomi, dan bidang lainnya, tapi simbol konsistensi moral dan komitmen terhadap hak asasi manusia.
Baca Juga: Dampak Perang Israel dan Iran terhadap Perekonomian Global
Boikot Jika dilakukan secara bersama-sama, menyeluruh dan terus-menerus, akan semakin melemahkan legitimasi dan eksistensi Zionis Israel secara global, mendorong tekanan politik internasional, serta membangkitkan solidaritas untuk kemerdekaan Palestina.
Mari teruslah kita boikot produk terafiliasi zionis, karena setiap langkah kecil bersama ini, bisa menjadi gelombang besar perubahan dunia. []
Mi’raj News Agency (MINA)