Kunduz, MINA – Sebuah serangan bom bunuh diri di sebuah masjid Syiah di kota Kunduz, Afghanistan, menewaskan sedikitnya 50 orang, saat shalat Jumat (8/10), dalam serangan paling berdarah sejak pasukan AS meninggalkan negara itu.
Puluhan korban lainnya dari komunitas minoritas terluka dalam ledakan itu. Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab, tetapi tampaknya dirancang untuk lebih mengacaukan Afghanistan setelah diambilalih Taliban.
Di masa lalu, kelompok ekstremis Islamic State (ISIS), saingan berat Taliban, telah berulang kali menargetkan komunitas Syiah dalam upaya untuk membangkitkan kekerasan sektarian di Afghanistan yang mayoritas Sunni, The New Arab melaporkan.
Matiullah Rohani, Direktur Budaya dan Informasi di Kunduz untuk pemerintahan baru Taliban Afghanistan, mengkonfirmasi bahwa insiden mematikan itu adalah serangan bunuh diri.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Sebuah sumber medis di Rumah Sakit Provinsi Kunduz mengatakan, 35 orang tewas dan lebih dari 50 orang terluka telah dibawa ke sana. Sementara seorang pekerja di rumah sakit Doctors Without Borders (MSF) melaporkan 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid sebelumnya mengatakan, sejumlah orang yang tidak diketahui telah tewas dan terluka ketika “sebuah ledakan terjadi di sebuah masjid rekan-rekan Syiah kami” di Kunduz.
Penduduk Kunduz mengatakan, ledakan itu menghantam sebuah masjid Syiah saat shalat Jumat.
Zalmai Alokzai, seorang pengusaha lokal yang bergegas ke Rumah Sakit Provinsi Kunduz untuk memeriksa apakah dokter membutuhkan donor darah, menggambarkan pemandangan yang mengerikan.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Ambulans akan kembali ke tempat kejadian untuk membawa orang mati,” katanya.
Seorang pekerja bantuan internasional di rumah sakit MSF di kota itu mengatakan bahwa ada kekhawatiran jumlah korban tewas bisa meningkat lebih jauh.
“Ratusan orang berkumpul di gerbang utama rumah sakit dan menangisi kerabat mereka, tetapi orang-orang bersenjata Taliban berusaha mencegah kerumunan, khawatir jika ada ledakan lain direncanakan,” katanya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam