Brussels, MINA – Kepala Diplomatik Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan kepada Parlemen Eropa, Selasa malam (14/1), UE telah membungkam dirinya sendiri dengan keterikatan dogmatisnya dengan keyakinan bahwa ada solusi nonmiliter untuk konflik Libya, demikian Nahar Net melaporkan.
Rusia dan Turki baru saja mengadakan pertemuan di Moskow dengan kedua fihak yang bertikai di Libya, tapi belum mencapai kesepakatan tenang gencatan senjata.
Menurut Moreell, UE berupaya meningkatkan pengaruhnya pada tahap geopolitik, tetapi terhalang oleh ketidaksepakatan internal antara negara-negara anggota UE dan kurangnya alat selain diplomasi.
Borrell mengatakan, UE tidak memiliki kekuatan militer di bawah komandonya. Menyetujui lalu kemudian menjatuhkan sanksi ekonomi adalah proses yang panjang.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Kami orang Eropa, karena kami tidak ingin berpartisipasi dalam solusi militer, kami membatasi diri kami dengan keyakinan bahwa tidak ada solusi militer,” kata Borrell.
“Di Suriah, itu merupakan solusi militer, yang dibawa oleh Turki dan Rusia, dan ini telah mengubah keseimbangan di bagian timur Mediterania,” tambahnya.
Sementara itu, Pemerintah Turki telah mengirim pasukan untuk mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang didukung PBB yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez Al-Sarraj. Adapun Moskow mendukung saingan kuatnya Khalifa Haftar.
Borrell memperingatkan akan ada pengulangan hasil Suriah di Libya. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj News Agency (MINA)