Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPBD Catat Hotspot di Sumsel Capai 1.104 Titik

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Ali Farkhan Tsani - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

1 Views

Palembang, MINA – Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel) sebaran titik panas atau hotspot di Sumatera Selatan mencapai 1.104 titik selama 1-24 Juli 2025, yang merupakan angka tertinggi untuk periode Juli sejak tahun 2015.

Menurut data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), jumlah hotspot di 17 kabupaten/kota di Sumsel ini menandakan lonjakan sebaran hotspot yang signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya tahun ini.

Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana Kamis (24/7) di palembang mengatakan, hotspot tidak selalu menandakan terjadinya firespot (titik api) atau karhutla.

“Terbukti, dari hasil rekap kejadian karhutla Sumsel selama 1 Januari-23 Juli 2025, hanya terpantau 64 kejadian dengan indikasi luas kebakaran 43,08 hektar,” ucap M Iqbal..

Baca Juga: Indonesia Siapkan Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional ke-1

Ia mengatakan, dari 1.104 hotspot yang terpantau, titik terbanyak terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin, yakni dengan 247 titik. Kemudian disusul Musi Rawas Utara (176 titik), Musi Rawas (171 titik), dan Muara Enim (148 titik). Sementara di 13 kabupaten/kota lainnya, hotspot yang terpantau masing-masing di bawah 100 titik.

Meningkatnya sebaran hotspot di Sumsel mulai Juli hingga Oktober berkaitan dengan periode musim kemarau di Sumsel. Kemarau biasa terjadi setiap Juli-Oktober dengan puncak pada Agustus-September. Oleh karena itu, Sumsel mulai waspada karena musim kemarau dapat meningkatkan peluang karhutla.

Sebaran hotspot selama Juli ini menjadi yang terbanyak di Sumsel sepanjang periode Juli dalam 10 tahun terakhir. Sebelumnya, sebaran hotspot terbesar selama Juli terjadi pada tahun 2015, yakni mencapai 656 titik. Saat itu, Sumsel dilanda salah satu bencana karhutla terparah sepanjang sejarah Indonesia.

BPBD Sumsel terus memantau situasi dan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi karhutla.

Baca Juga: Indonesia Sambut Langkah Prancis Akui Negara Palestina

“Kita harus waspada dan siap menghadapi potensi karhutla yang meningkat selama musim kemarau,” kata Iqbal.

Dengan demikian, BPBD Sumsel dan pemerintah daerah setempat akan terus berupaya untuk mencegah dan mengatasi karhutla di Sumatera Selatan. Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi potensi bencana ini. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kunjungi Bazar KBC, Imaam Yakhsyallah Harap Jadi Pasar Islami

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia