Jakarta, MINA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat mengaktifkan posko gabungan tanggap darurat bencana banjir.
“Posko gabungan tanggap darurat bencana adalah untuk mempercepat proses penanganan terhadap warga terdampak banjir,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang tertulisnya, Sabtu (14/5), demikian keterangan yang diterima MINA.
“Adapun pihak yang terlibat antara lain unsur TNI-Polri, Tagana, Dinsos, Pemerintah Daerah, masyarakat desa, dan lintas instansi terkait,” kata Abdul.
Banjir melanda wilayah Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, pada Senin (9/5).
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur hingga masuk ke pemukiman warga di Desa Budong-budong, Desa Pangalloang yang terletak di Kecamatan Topoyo dan Desa Lara di Kecamatan Karosa.
BPBD Kabupaten Mamuju Tengah melaporkan sedikitnya 659 KK/2.466 jiwa dan 210 unit rumah terdampak. Selain rumah warga, terdapat 300 hektar lahan pertanian terendam dengan ketinggian berkisar antara 20 – 40 sentimeter.
Banjir ini juga menyebabkan akses ke Desa Pangalloang terputus dan terisolir. Evakuasi warga yang terisolir dilakukan dengan menggunakan mobil rescue serta perahu karet.
BPBD dibantu masyarakat juga melakukan pembuatan saluran baru, agar air mengalir ke muara sungai.
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
Kondisi terkini dilaporkan situasi sudah kondusif dan banjir sudah surut, pada Sabtu (14/5). (R/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina