Palembang, MINA – Dalam persiapan untuk menghadapi peningkatan risiko kebakaran hutan dan kabut asap di Sumsel, BPBD Sumsel menyelenggarakan pertemuan multipihak untuk mensosialisasikan sistem peringatan dini dan pelaporan bencana yang akan mendukung mitigasi risiko bencana di provinsi tersebut.
Menyoroti perlunya koordinasi multi sektor selama bencana, BPBD Sumsel juga menekankan perlunya inovasi penggunaan teknologi untuk mendukung respon awal.
Bagian penting dari upaya yang didukung oleh BPBD Sumsel adalah pengadopsian BencanaBot, chatbot kemanusiaan pertama di dunia.
Dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Jumat (14/7), BencanaBot adalah chatbot daring yang dikembangkan oleh Yayasan Peta Bencana bekerja sama dengan BNPB dengan dukungan dari USAID BHA, yang kini terintegrasi dengan WhatsApp, Telegram, Twitter, dan Facebook.
Chatbot yang dibantu kecerdasan buatan ini menjangkau penduduk di daerah yang terkena dampak bencana dan membantu mereka untuk mengirimkan laporan bencana dengan waktu nyata.
Laporan-laporan ini dipetakan pada platform sumber terbuka dan gratis, PetaBencana.id, dan digunakan untuk membantu lembaga pemerintah dan responden pertama dalam respons dan pemulihan.
“Terima kasih kepada rekan-rekan PetaBencana.id yang aplikasinya dapat berguna untuk kebaikan kita semua, khususnya dalam mempercepat penyebaran informasi terkait Karhutla. Hal ini merupakan salah satu dari cara untuk mencegah penyebaran titik karhutla di Sumsel, karena tanpa ada kerjasama bencana dari semua pihak, maka hal ini (karhutla) tidak bisa ditangani dengan efektif,” kata H. Iriansyah, S.Sos, SKM, M.Kes., Kepala Pelaksana BPBD Sumsel.
Menurutnya, campuran dari patroli darat, udara, TNI/polri, manggala agni tidak sebanding dengan luasnya lahan di Sumsel, sehingga dibutuhkan juga pelibatan masyarakat.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Melalui penggunaan PetaBencana.id, manajer kebencanaan dapat merencanakan dan menanggapi situasi darurat karena dipandu oleh warga yang terkena dampak; demikian pula masyarakat yang terkena dampak, dapat melaporkan kondisi di lapangan dan merencanakan upaya yang dipimpin oleh masyarakat untuk respon awal.
“Skala tantangan yang kita hadapi saat ini tidak dapat ditangani oleh satu institusi saja. Sangat penting untuk memungkinkan setiap penduduk, dan setiap sektor, untuk dapat berpartisipasi dalam upaya pengurangan dan pemulihan risiko bencana, dan itulah misi kami di Yayasan Peta Bencana,” kata Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana.
Dia menyampaikan, teknologi yang pihaknya miliki saat ini memungkinkannya untuk berkoordinasi dengan skala dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan ekosistem digital yang berubah cepat termasuk aplikasi beserta protokol data baru secara daring, maka penting juga untuk memastikan bahwa alat dan sistem yang telah dikembangkan dapat dioperasikan dengan baik.
“PetaBencana.id dirancang sebagai sistem untuk mendorong koordinasi yang lebih baik melalui pembagian dan integrasi data terbuka. Penguatan pembagian informasi antar lembaga meningkatkan kemungkinan pengambilan keputusan yang terkoordinasi di seluruh jangkauan, untuk menyelamatkan nyawa,” jelasnya.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Kolaborasi antara BPBD Sumsel dan Yayasan Peta Bencana merupakan praktik baik dalam pemanfaatan teknologi untuk mendukung koordinasi multipihak yang dapat ditindaklanjuti selama bencana; membawa kolaborasi pentahelix ke tingkat yang lebih tinggi dengan kecerdasan buatan.
BPBD Sumsel merekomendasikan seluruh warga, responden pertama, pelaku usaha, dan pengelola tanggap darurat untuk melaporkan bencana melalui BencanaBot.
Setiap penduduk di Indonesia dapat menyampaikan laporan bencana secara anonim dengan mengirimkan pesan ke +62-8584-BENCANA (+62-8584-2362262 atau bit.ly/BencanaBotWA).
Warga juga dapat menyampaikan laporan dengan mencuit ke Twitter @petabencana, mengirim pesan Facebook Messenger ke @petabencana, atau mengirim pesan Telegram ke @bencanabot, dan cek https://petabencana.id untuk informasi bencana secara waktu nyata agar dapat bernavigasi dengan aman.(R/R1/P2)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Mi’raj News Agency (MINA)