Surabaya, MINA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berharap vaksin Merah Putih buatan asli Indonesia bisa diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Dengan diakuinya vaksin Merah Putih, produk tersebut bisa diekspor, dan bukan lagi menjadi produk alternatif,” demikian rilis BPOM diterima MINA, Selasa (28/6)
Setelah mendapat izin dari BPOM, Universitas Airlangga (Unair) selaku lembaga yang mengembangkan produk tersebut resmi memulai uji klinis vaksin Merah Putih Tahap 3 kepada 4.005 relawan.
Keberhasilan pengembangan vaksin Merah Putih Unair menjadi kebanggaan bagi seluruh elemen tanah air karena merupakan vaksin COVID-19 pertama buatan dalam negeri, tambahnya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Sementara itu, Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan Agusdini Banun Saptaningsih mengungkapkan optimismenya bahwa pengembangan vaksin Merah Putih terbukti menjadi langkah besar dalam upaya Indonesia mencapai kemandirian di bidang produksi vaksin.
Pandemi COVID-19 telah mendorong pembuat kebijakan untuk memperkuat ketahanan sistem kesehatan di tanah air, kata Saptaningsih.
Mengenai kelompok sasaran, Saptaningsih mengatakan bahwa vaksin Merah Putih kemungkinan akan digunakan untuk vaksinasi booster dan anak-anak. (R/P2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda