Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPOM Teken MoU dengan Sudan, Buka Peluang Ekspor Herbal Indonesia

sajadi Editor : Rudi Hendrik - 32 detik yang lalu

32 detik yang lalu

1 Views

Penandatanganan MoU oleh Kepala BPOM RI Taruna Ikrar dan Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali (Foto: Sajadi/MINA)
Penandatanganan MoU oleh Kepala BPOM RI Taruna Ikrar dan Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali (Foto: Sajadi/MINA)

Jakarta, MINABadan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Sudan melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta pada Kamis (3/7).

Kesepakatan ini diharapkan mempererat kerja sama bilateral sekaligus membuka jalan bagi produk obat, suplemen, kosmetik, hingga herbal Indonesia untuk masuk ke pasar Sudan yang berpenduduk lebih dari 45 juta jiwa.

Dalam konferensi pers, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menjelaskan, kerja sama ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, mempererat hubungan baik dan memperkuat kolaborasi pengawasan obat dan makanan antara Indonesia dan Sudan, khususnya dalam kerangka kerja sama negara-negara Selatan-Selatan.

“Ini juga merupakan tindak lanjut dari komitmen yang telah kita sepakati pada Indonesian African Forum di Bali tahun lalu,” jelasnya.

Baca Juga: Tokoh Pers Wina Armada Sukardi Tutup Usia

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor obat tradisional dan herbal. Saat ini, Indonesia tercatat memiliki lebih dari 30 ribu jenis tumbuhan obat yang dikenal sebagai herbal, serta 17.264 jenis obat asli Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun.

“Potensi ini harus kita kembangkan agar bisa diekspor, sehingga tidak hanya membantu kesehatan masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui suplemen, kosmetik, dan obat-obatan lain,” tambahnya.

Melalui MoU ini, produk obat dan makanan yang telah disahkan oleh BPOM bisa langsung masuk ke Sudan tanpa seleksi tambahan. Artinya, Indonesia secara otomatis mendapatkan akses ke pasar baru dengan potensi ekonomi yang sangat besar.

“Jika permintaan meningkat, produksi pun akan bertambah, dan ini akan berdampak pada pertumbuhan industri, penyerapan tenaga kerja, serta mendorong obat-obatan kita naik kelas menjadi obat terstandar,” ujar Kepala BPOM.

Baca Juga: Maemuna Center Bergabung dalam Aksi Boikot Nasional Produk Pro-Israel

Sementara itu, Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali menyambut baik kerja sama ini. Ia menekankan bahwa Sudan merupakan gerbang strategis menuju pasar Afrika yang lebih luas.

“Afrika memiliki kondisi ekonomi yang berbeda, dan Sudan menjadi salah satu pintu masuk ke kawasan ini,” katanya.

Menurutnya, negaranya memiliki potensi pasar lebih dari 400 juta dolar AS per tahun, dan kerja sama ini dinilai sangat strategis untuk memperluas distribusi produk Indonesia, khususnya produk halal, di Sudan dan kawasan Afrika lainnya.

“Kami ingin melihat produk-produk Indonesia hadir di Sudan, serta mempererat hubungan ekonomi dan sosial kedua negara,” tambahnya.

Baca Juga: MER-C Kecam Pembunuhan dr. Marwan Al Sultan di Gaza, Sebut Pelanggaran Berat

Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan Indonesia dapat semakin memperluas jaringan perdagangan dan memperkenalkan kekayaan herbal serta produk asli tanah air ke kancah internasional, khususnya di benua Afrika. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ketua MUI: Hati-Hati Infiltrasi pro-Zionis di Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Afrika
Indonesia