Jakarta, MINA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan akselerasi dalam penguasaan teknologi, melalui sinergi kelembagaan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19).
Saat ini, TFRIC-19 telah mengembangkan lima produk utama yang tertuang dalam rencana aksi cepat. Salah satunya adalah sistem informasi dan aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
“Melalui tim Artificial Intelligence, berdasarkan data X-Ray dan CT-Scan dari pasien yang positif dan negatif COVID-19, telah dibangun model AI”, kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Senin (4/5).
Selanjutnya, model ini dapat digunakan untuk membantu mendeteksi dini pasien dengan validasi dari radiolog dan dokter guna menjadi landasan penegakan diagnosis COVID-19 dan sistem pengambilan keputusan (decision support system) oleh pejabat yang berwenang.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Dalam waktu dekat data yang digunakan juga meliputi data pasien COVID-19 di Indonesia.
“Kami sudah meminta kepada Rumah Sakit di seluruh Indonesia untuk dataset ini,” kata Hammam.
Perangkat lunak berbasis AI yang dikembangkan saat ini merupakan Versi 0.5. Pada versi ini model AI dengan machine learning dibangun berdasarkan dataset CT-scan dari luar negeri, diantaranya dari IEEE, Cornell University, dan Itali. (R/R11/P1
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa