Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPS Sudan: 114 % Tingkat Inflasi Bulan Mei di Tengah Pandemi

Sidik Mustaqim - Kamis, 18 Juni 2020 - 04:01 WIB

Kamis, 18 Juni 2020 - 04:01 WIB

9 Views ㅤ

Sudanese vendors sell vegetables in the central market of Khartoum on June 10, 2019, as most of the shops and businesses remained shut. - Residents generally stayed indoors in the Sudanese capital on June 11 as a nationwide civil disobedience campaign aimed at pressuring the military rulers entered a third day. (Photo by - / AFP)

Khartoum, MINA – Badan  Pusat Statistik Nasional Sudan mengumumkan, Rabu (17/6), tingkat inflasi baru terparah pasca pandemic, di mana pada bulan Mei mengalami lompatan tertinggi dalam sejarah yaitu, 114 % dibandingkan bulan sebelumnya April di kisaran 98,81%,  atau naik 15,42%.

Pengumuman tersebut disampaikan Rabu sore (17/6) di ibukota Khartoum.

Pengumuman tersebut memaparkan beberapa kenaikan inflasi yang cukup parah diantaranya, kenaikan pada Harga Bahan Pokok  baik makanan dan minuman, seperti roti, sereal, daging, minyak, susu, telur, kacang dan gula.

Selain itu  juga terjadi kenaikan pada  harga jual arang kayu, serta kenaikan dari Biaya Pemeliharaan Perumahan, juga seiring juga dengan kenaikan harga Ongkos Transportasi, di mana pada masa Pandemi ini sebagian  sistem transporasti umum diberhentikan beroperasi dari maret hingga saat ini.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Inflasi perkotaan mencatat 96,93% untuk bulan Mei, dibandingkan dengan 86,71% di bulan April, sementara itu untuk tingkat inflasi  di daerah pedesaan adalah mengalami lonjakan tinggi 127,38% di bulan Mei, dibandingkan dengan 107,82% di bulan April.

Pasar-Pasar di  Sudan menderita dari kekacauan harga yang kuat, terutama dalam hal masalah pasokan yang diperlukan.

Perlu diketahui  bahwa Krisis ekonomi telah memburuk secara signifikan baik sebelum datangnya Covid-19 hingga pasca lockdown/PSBB yang  hampir 3 bulan berjalan

Kenaikan tingkat inflasi dipicu dengan terus menurunnya nilai tukar mata uang lokal (pound) terhadap dollar Amerika Serikat, di pasar gelap terutama karena lesunya pergerakan ekonomi pasca lockdown dan penerapan PSBB di berbagai wilayah.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Saat ini kisaran  145-148 (Pound) per 1 $ AS di Black Market, sedangkan kurs resmi oleh Bank Central Sudan hari ini (17/6) adalah dengan harga Jual 55 (Pound Sudan) dan Beli 55.2 (Pound Sudan)

Sementara itu, kemaren Selasa (16/6) Ketua Komite Darurat Ekonomi, yang juga Wakil Ketua Dewan Transisi Nasional , Jendral Mohamed Hamdan Daglo Hamidati, mengumumkan pembuatan portofolio bersama yang terdiri dari bank dan para  pengusaha untuk mengimpor barang strategis, (L/B02/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Feature
Afrika
Afrika
Indonesia