Planalto, MINA – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula Da Silva mengecam perang Israel di Jalur Gaza yang terkepung sebagai “genosida”.
“Apa yang terjadi di Gaza bukanlah perang. Ini adalah genosida yang menyebabkan terbunuhnya hampir 2.000 anak-anak yang tidak ada hubungannya dengan perang ini. Mereka adalah korban,” kata Da Silva dalam pertemuan yang diadakan di istana kepresidenan Planalto di ibu kota, Brasilia, dilansir Middle East Monitor, Kamis (26/10).
“Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana seseorang bisa berperang karena mengetahui akibat dari perang tersebut adalah kematian anak-anak yang tidak bersalah,” tambahnya.
Presiden Brasil memperingatkan bahwa perkembangan di Timur Tengah adalah “berbahaya” dan menambahkan bahwa isu ini bukanlah persoalan membahas “siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang menembakkan peluru pertama dan siapa yang menembakkan peluru kedua.”
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Brasil mendukung pembebasan sandera dan pembentukan koridor kemanusiaan yang memungkinkan bantuan dikirim ke warga sipil Palestina di Jalur Gaza,” tambahnya.
Da Silva telah berbicara dengan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, dan Emir Qatar, Tamim Bin Hamad Al Thani, Presiden Iran Ibrahim Raisi, Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden UEA Mohammed Bin Zayed Al Nahyan dan lainnya dalam upaya mencapai solusi yang memulihkan perdamaian.
Pada Rabu, Brazil abstain dalam pemungutan suara mengenai rancangan resolusi Amerika di Dewan Keamanan PBB yang tidak menyerukan diakhirinya operasi militer pendudukan Israel di Gaza.
Menurut data Kementerian Kesehatan di Gaza pada Kamis (26/10) warga yang dibunuh oleh serangan bom Israel di wilayah Jalur Gaza mencapai lebih dari 7.000 orang syahid dan lebih dari 18.400 yang terluka sejak dilakukannya serangan bom pada 7 Oktober hingga sekarang.(T/R5/P2)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Mi’raj News Agency (MINA)