BRASIL TUNDA PERSETUJUAN TERIMA DUTA BESAR BARU ISRAEL

Dani Dayan, Mantan Kepala Dewan Permukiman Ilegal Israel Yesha.(Foto: TimesofIsrael)
Dani Dayan, Mantan Kepala Dewan Permukiman Ilegal Yesha.(Foto: TimesofIsrael)

Tel Aviv, 11 Rabi’ul Awwal 1437/22 Desember 2015 (MINA) – Pemerintah telah menunda persetujuan penempatan Dani Daryan   Israel baru, di negara itu, yang adalah  mantan Kepala Dewan Permukiman ilegal Israel,  demikian laporan Arab48.com.

Dalam hubungan internasional, penundaan seperti ini adalah “bahasa diplomasi” untuk menyatakan tidak dapat menerima seseorang sebagai Duta Besar di suatu negara. Penempatan seorang duta besar harus disetujui oleh negara tuan rumah. Karenanya pengumuman resmi seseorang jadi Duta Besar di suatu negara, barulah, dilakukan sesudah mendapat persetujuan resmi dari negara tuan rumah.

Menurut Saluran TV Israel Channel 2, seorang pejabat senior Israel meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk ikut campur tangan mengakhiri krisis ini. Dia menggambarkan tindakan Brasil sebagai “boikot kasar,” demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.

Netanyahu, yang juga memegang jabatan sebagai menteri luar negeri, menunjuk Dayan menjadi duta besar di negara amerika latin itu. Brasil belum mengkonfirmasi jika tidak ingin menyetujuinya. Laporan media menunjukkan bahwa kementerian luar negeri masih berharap mengenai pengangkatannya dikonfirmasi.

Pejabat kementerian yang tampaknya menunggu sampai setelah liburan Natal karena ada potensi kerusuhan politik di Brazil yang mungkin berakhir dengan presiden digulingkan, di mana hubungan kasus antara kedua negara dapat mereda.

Harian Times of Israel mengatakan sebelumnya bahwa penundaan Brasil dalam menyetujui Dayan sebagai duta besar berarti bahwa ia telah memutuskan untuk tidak memberinya lampu hijau.

Situs surat kabar Israel itu melaporkan seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Brazil sedang menunggu Israel untuk memahami “petunjuk” ini dan mencalonkan orang lain untuk posisi tersebut.(T/R05/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)