Brigade Al-Qassam Akan Bebaskan Dua Sandera, Tapi Israel Menolak

Juru Bicara Brigade Al-Aqsa Abu Obeida. (Gambar: dok. Al Mayadeen)

, MINA – Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan , mengkonfirmasi pada hari Sabtu (21/10) bahwa mereka berencana membebaskan dua tawanan Israel atas dasar kemanusiaan, tetapi pemerintah pendudukan Israel menolak tawaran tersebut.

“Tadi malam, kami memberi tahu saudara-saudara Qatar bahwa kami akan membebaskan Nurit Ishak dan Yohevid Efshitz atas dasar kemanusiaan, tanpa syarat apa pun. Namun, pemerintah pendudukan menolak usulan ini,” kata Juru Bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obeida, dalam sebuah pernyataan, Al Mayadeen melaporkan.

Hal ini terjadi ketika Abu Obeida mengumumkan pada Jumat (20/10) bahwa Brigade membebaskan dua warga AS yang ditawan juga atas dasar “kemanusiaan”.

“Sebagai tanggapan atas upaya Qatar, atas dasar kemanusiaan, kami membebaskan dua wanita AS (ibu dan anak perempuannya) yang ditahan  untuk membuktikan kepada rakyat AS dan dunia bahwa, tuduhan [Presiden AS Joe] Biden dan pemerintahan fasisnya adalah kebohongan yang tidak berdasar,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Hamas.

Baca Juga:  Bangladesh, Gambia Harap Penyelesaian Cepat Kasus Genosida Rohingya di Myanmar

Pada tanggal 16 Oktober, Abu Obeida memperkirakan ada sekitar 200 hingga 250 tawanan atau lebih, dengan 200 di antaranya ditahan oleh Brigade al-Qassam.

Dia juga mencatat bahwa agresi kejam terhadap bangunan dan rumah tanpa peringatan sebelumnya telah mengakibatkan kematian 22 tawanan sandera sejauh ini.

Abu Obeida mengungkapkan bahwa Perlawanan menahan tawanan dari berbagai negara. Dia menambahkan bahwa tidak ada kesempatan untuk memverifikasi identitas mereka di tengah Operasi Badai Al-Aqsa, dan bersumpah untuk menjaga mereka tetap aman dan memperlakukan mereka dengan baik, mengingat serangan dan penembakan Israel yang membabi buta terhadap mereka di Gaza.

Ia menyerukan kepada semua negara di dunia untuk memperingatkan warganya agar tidak ikut berperang bersama tentara Israel.

Baca Juga:  Solidaritas Pro-Palestina, Mahasiswa Perancis Lakukan Aksi Mogok Makan

Dia menegaskan bahwa Perlawanan akan membebaskan tahanan asing “jika kondisi yang diperlukan terpenuhi.”

Sebelumnya pada hari Sabtu, pejabat Hamas Osama Hamdan menegaskan dalam konferensi pers dari Lebanon bahwa gerakan tersebut tidak akan membahas nasib tawanan militer Israel sampai Tel Aviv mengakhiri agresinya di Jalur Gaza. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.