Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brigade Al-Quds: Badai Al-Aqsa, Operasi Perlawanan Paling Berhasil 

Arina Islami Editor : Ali Farkhan Tsani - 1 jam yang lalu

1 jam yang lalu

8 Views

Juru bicara militer Brigade Al-Quds, Abu Hamza. (Foto: rekaman video)

Gaza, MINA – Juru bicara Brigade Brigade Al-Quds, sayap bersenjata gerakan Jihad Islam Palestina, Abu Hamza, menggambarkan Operasi Badai Al-Aqsa (Thufanul Aqsa) yang dilakukan pada 7 Oktober 2023 sebagai “operasi kualitatif kompleks terbesar dan tersukses dalam konflik Arab-Israel.”

Dalam pernyataan tertulis pada hari Selasa (21/1) Abu Hamza menyatakan, “Badai Al-Aqsa dimulai sesuai dengan hukum internasional, yang merupakan penyeberangan bersejarah bagi perlawanan Palestina ke tanah kami yang diduduki,” mengutip Al Mayadeen, Kamis (23/1).

Ia menekankan bahwa “perang musuh, Zionis Israel terhadap rakyat Palestina bukanlah reaksi terhadap operasi militer, tetapi cerminan niat yang direncanakan sebelumnya untuk melancarkan perang dan melakukan genosida terhadap orang-orang yang tidak bersenjata.”

“Kami memulai pertempuran ini dengan keyakinan kepada Tuhan, meninggalkan rumah, keluarga, dan harta benda kami, sepenuhnya menyadari beratnya tanggung jawab yang harus kami dan rakyat kami tanggung,” kata Abu Hamza.

Baca Juga: Serangan Israel di Jenin Paksa 2.000 Warga Mengungsi

Menyoroti dukungan yang lebih luas terhadap perjuangan tersebut, ia berkata, “Kami menghadapi pendudukan bersama kelompok yang setia di Yaman, Lebanon, Irak, dan Iran atas nama 1,5 miliar Muslim.”

Terkait pertempuran Perlawanan di Gaza, Abu Hamza mengatakan, “Semua orang menyaksikan bagaimana kami berhadapan langsung dengan tank-tank musuh, menunjukkan klaim sah kami atas tanah tersebut.”

“Sejak tank pertama memasuki Gaza, para pejuang kami berada di lapangan, muncul dari terowongan dan posisi tempur untuk mengusir penjajah menggunakan aset tempur,” tambahnya.

Berbicara kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, ia menegaskan, “Sejak awal, motto kami adalah tidak peduli berapa lama perang ini berlangsung, kami siap menghadapinya.”

Baca Juga: Oposisi Israel Tuntut Netanyahu dan Kabinetnya Mundur

Juru bicara Brigade Al-Quds mengatakan bahwa operasi perlawanan terus berlanjut hingga saat-saat terakhir sebelum gencatan senjata, dan mengaitkan keberhasilan mereka dengan persiapan dan kesiapan selama bertahun-tahun.

“Musuh mengantisipasi penyerahan kami dengan bendera putih tetapi hanya menemukan spanduk hitam dan kematian di medan perang Gaza,” katanya.

Abu Hamza menekankan bahwa militer penjajah Israel gagal melenyapkan perlawanan, menyelamatkan tawanan, atau mencapai tujuan apa pun selain penghancuran dan kehancuran, demikian laporan Al Mayadeen.

“Salah satu ciri paling menonjol dari pertempuran ini adalah ketangguhan legendaris rakyat Palestina yang hebat, yang memberikan contoh perjuangan dan keteguhan yang tak tertandingi,” ungkapnya.

Baca Juga: Erdogan: Pertukaran Tawanan di Gaza Tunjukkan Siapa yang Hargai Martabat Manusia

Berbicara kepada rakyat Palestina, Abu Hamza berkata, “Kalian adalah pilar tanah ini dan landasan setiap harapan. Tanpa keteguhan kalian, perlawanan tidak akan ada, dan kita tidak akan mencapai keberhasilan ini.”

Juru bicara tersebut memuji pencapaian Gaza meskipun adanya blokade dan mendesak kekuatan global untuk memprioritaskan perjuangan Palestina. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Warga Gaza Temukan Rumahnya Rata dengan Tanah, Puluhan Kerangka Tertimbun Puing

Rekomendasi untuk Anda