Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)
Brigade Jenin menegaskan kesiapannya yang tinggi untuk menghadapi serangan pasukan pendudukan Israel ke wilayahnya, Kota Jenin, sebuah kota Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Brigade Jenin bergandengan dengan Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Hamas, menegaskan dalam pernyataan khusus kepada Media Al-Mayadeen, pada 3 Juli 2023, kesiapannya yang tinggi untuk menghalau agresi yang diluncurkan oleh pendudukan di kota Jenin dan kampnya.
Pendudukan Israel tidak begitu saja hendak menguasai wilayah Kota Jenin. Jenin adalah sebuah kota pusat pertanian Palestina di Tepi Barat utara, yang merupakan pusat administrasi Kegubernuran Jenin, dan menjadi pusat utama bagi kota-kota sekitarnya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Jenin berada di bawah administrasi Otoritas Nasional Palestina, yang merupakan bagian dari Area A Tepi Barat.
Kegubernuran Jenin memiliki populasi sekitar 256.000 orang. Luasnya 583 km2, yang merupakan 9,7% dari total luas Tepi Barat.
Kota Jenin berafiliasi dengan kamp Jenin, yang terletak di sebelah baratnya, dan menampung 16.000 pengungsi.
Brigade Jenin mengirim pesan kepada Perdana Menteri pemerintah pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu, dengan mengatakan, “Biarkan penjahat Netanyahu dan para pemimpin pasukannya tahu bahwa Brigade Jenin dan Brigade Al-Quds bersatu dengan kuat untuk memberi Anda dan tentara Anda berbagai jenis siksaan.”
Baca Juga: [WAWANCARA EKSKLUSIF] Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds Apresiasi Bulan Solidaritas Palestina
“Jika musuh mengira, dengan serangan udaranya di kamp Jenin dan mengebom rumah-rumah warga, bahwa hal itu akan mematahkan tekad para pejuang kami atau melemahkan perlawanan di kamp, maka itu adalah khayalan,” pernyataan mereka.
Brigade Jenin memberikan semangat kepada orang-orang Palestina, dengan mengatakan, “Kami mendukung orang-orang kami yang tabah di kamp Jenin, yang merupakan benteng dan perisai perlawanan di Tepi Barat.”
Pasukan Brigade Jenin meyakinkan rakyat Palestina bahwa mereka akan baik-baik saja, dan moral para pejuangnya sangat tinggi. Mereka juga menegaskan, Jenin tidak akan dihancurkan oleh pengeboman atau pengepungan, dan tidak ada cara lain selain kemenangan atau kesyahidan.
Brigade Jenin mengeluarkan pernyataan singkat yang mengumumkan pertempuran “Bass Jenin” untuk menanggapi serangan dan serbuan pasukan pendudukan ke kota Jenin dan kampnya.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Pernyataan itu terbukti di lapangan, dengan adanya perlawanan terus-menerus dalam pertempuran melawan pasukan pendudukan Israel.
Aksi-aksi itu di antaranya, penghadangan dengan batu-batu bersama para pemuda, aksi baku tembak dengan senjata api, hingga peledakkan bom rakitan yang menghajar kendaraan lapis baja Israel. Tak kalah hebatnya, serangan roket ke pesawat militer Apache.
Serangan bersenjata, terutama penggunaan bahan peledak yang mengejutkan pasukan pendudukan, yang selama ini belum pernah terjadi. Bahkan ada pemuda yang bisa merakit roket peluru kendali, setelah ia belajar dari internet.
“Pengeboman udara membabi buta terhadap Jenin mencerminkan kegagalan upaya untuk memasuki kamp Jenin, berkat keberanian para pahlawan perlawanan,” ujar pejuang Jenin.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Menara masjid di Nablus pun menyerukan kampanyenya melalui pengeras suara, meminta warga untuk berdiri di samping Jenin dan kampnya.
Radio tentara pendudukan Israel mengatakan lebih dari 1.000 tentara telah dikerahkan dalam operasi militer di Jenin.
Namun tak menghasilkan apa-apa yang signifikan dari upaya menganeksasi wilayah Jenin.
Kemunculan Pasukan Bersenjata Brigade Jenin
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel
Brigade Jenin muncul sebagai gerakan bersenjata Palestina yang muncul pertama kali pada tahun 2021 di kota Jenin.
Menurut Wikipedia, Brigade ini dianggap sebagai salah satu kelompok yang baru muncul di Tepi Barat.
Semboyan pasukan ini adalah, “Tidak akan meninggalkan senjata dalam keadaan apa pun, dan akan terus mengarahkannya ke pasukan pendudukan dan para pemukimnya”.
Brigade Jenin diluncurkan dari kamp Jenin di Tepi Barat utara, lahir sebagai hasil dari beberapa faktor, terutama operasi Terowongan Kebebasan, pelarian 6 tahanan Palestina dari penjara Gilboa, pada September 2021. Pasukan ini muncul setelah “Pertempuran Saif al-Quds” pada Mei 2021.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Aksi-aksi mereka juga mengaplikasikan apa yangt mereka ketahui dari perlawanan di Jalur Gaza dalam mempertahankan dan melawan pendudukan Israel.
Brigade Jenin berafiliasi dengan Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Hamas. Mereka juga terkait dengan “pejuang Ring of Fire”, yang diungkapkan kelompok pejuang Brigade Al-Quds (Jihad Islam) dan Brigade Syuhada Al-Aqsa (Gerakan Fatah).
Keahlian dan keberanian mereka antara lain dikuatkan oleh para tahanan pejuang Palestina yang melarikan diri dari penjara pendudukan, dan merangkul mereka di kamp Jenin. Mereka saling berbagai ilmud an pengalaman untuk melakukan operasi perlindungan di pos pemeriksaan Israel, yang disebut dengan istilah “operasi kebingungan”.
Operasi ini merupakan metafora untuk kekacauan malam yang membingungkan pasukan pendudukan Israel. Kebingungan pasukan pendudukan tampak usai pasukan Jenin menembakkan peluru api ke pos pemeriksaan Israel secara paralel, diiringi pembakaran ban di mana-mana.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Pelopor gerakan ini di antaranya bernama Jamil al-Amouri, yang syahid ditembak oleh tentara pendudukan pada Juni 2021. Karena itu, nama Brigade Jenin kemudian dikaitkan dengan namanya. Dia adalah pemilik gelar “pembaharu keterlibatan”, dan kemudian diumumkan bahwa dia adalah pendiri brigade ini.
Hingga pada pertengahan September 2021, para pemuda perlawanan di kamp Jenin menggerakkan ruang operasi gabungan dari faksi-faksi perlawanan. Para pejuang tampak berkeliling bershif-shif di gang-gang kamp, mengumumkan kewaspadaan dan kesiapan untuk menghalau serangan Israel.
Kota Perlawanan Yang Sulit Ditembus
Menurut pemerhati Palestina, Dr. Muhammad Sobha, apa yang terjadi di Jenin merupakan tanda-tanda perkembangan perlawanan yang mengejutkan pasukan pendudukan. Terutama dengan munculnya pasukan bersenjata dari Brigade Jenin.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Menurutnya, perlawanan baru-baru ini di Jenin menunjukkan perkembangan lebih lanjut dalam penggunaan bahan peledak, yang mencapai hasil setidaknya pada tujuh kendaraan, dan merusak kendaraan lapis baja Israel yang baru digunakan dua tahun lalu.
Dr. Sobha menambahkan, perlawanan di Jenin menunjukkan partisipasi faksi yang luas, koordinasi yang tinggi, dan bahkan media perang pada tingkat yang lebih baik daripada sebelumnya.
Dia menunjukkan, apa yang terjadi membingungkan dan mengejutkan pasukan pendudukan. Terutama ketika pasukan memasuki kamp untuk menangkap orang yang dicari, tetapi taktik mereka tidak berhasil kali ini.
Bahkan mereka berhadapan dengan sejumlah besar alat peledak, sejumlah besar peluru, dan sejumlah penyergapan yang tak terduga.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
“Kendaraan lapis baja baru pun tidak dapat menahannya, yang membawa mereka ke perhitungan operasional baru. Termasuk helikopter Apache yang terkena peluru para pejuang perlawanan, dan mereka harus mundur,” ujarnya.
Begitulah, peran utama Brigade Jenin, penghalau pasukan pendudukan Israel, yang selalu menegaskan kesiapannya yang tinggi untuk menghadapi serangan pasukan pendudukan Israel ke wilayahnya, Kota Jenin. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam