Bogor, MINA – Brigadir Jenderal TNI (Mar) Sandy Muchjidin Latief, S.I.P., Kepala Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut (Kadisbintalal), mengatakan pentingnya iman dan takwa yang mempersatukan dalam dalam kehidupan umat Islam.
“Takwa dalam makna sinergi menjalankan perintah Allah dan sinergi meninggalkan larangan Allah, dengan bersatu dalam agama Allah dan jangan bercerai berai,” ujar Brigjen Sandy dalam Tablig Akbar bertema “Aktualisasi Nilai Hijrah Dalam Membangun Kesatuan Umat Menuju Pembebasan Masjid Al-Aqsa” di Masjid At-Taqwa Pondok Pesantren Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Kab. Bogor, Jabar, Ahad (25/8).
Dia menggambarkan bagaimana kejayaan umat Islam hingga ke Eropa sekitar 700 tahun lamanya, sehingga umat Islam menjadi mercusuar pusat perababan dunia. Itu semua karena kekuatan keimanan, ketakwakan dan persatuan umat Islam.
Kemuliaan itu adalah milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman. Kemuliaan zaman Nabi, era kepemimpinan sejak masa Khalifah Rasyidin, Daulah Umayah, Daulah Abbasiyah sampai Kesultanan Turki Ustmani, diperloleh dengan keimanan dan ketakwaan yang mempersatukan, lanjutnya.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Karena itu, lanjutnya, agar umat Islam kembali kepada kemuliaan, kejayaan dan kemenangan, terutama dalam pembebasan Al-Aqsa dan kemerdekaaan Palestina seperti pembebasan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi adalah dengan memperkuat keimanan dan ketakwaan yang mempersatukan.
“Pembebasan Al-Aqsa kuncinya adalah bersatu di atas agama Allah dalam bingkai iman dan takwa,” ujarnya, mengutip Surat Ali Imran ayat 103.
Brigjen Sandy menyebutkan perintah harian yang dinyatakan oleh Panglima TNI Jenderal H. Agus Subiyanto dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, nomor satunya adalah perintah tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepadaa Allah bagi prajurit TNI.
Ia menambahkan, hal lain yang penting bagi kehidupan Muslim adalah menjaga ketangguhan mental, antara lain adalah dengan menjaga keseimbangan pikiran, lahir dan batin.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Dukungan Untuk Palestina
Berbicara tentang dukungan Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina, Brigjen Sandy Muchjidin Latief, S.I.P., menyebutkannya sebagai Amanat Konstitusi UUD 1945, yang menyebutkan, “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
“Betapa luar biasa pada tahap awal kemerdekaan Indonesia, Palestina adalah negara paling awal yang mendukung Indonesia menjadi bangsa yang merdeka,” imbuhnya.
Sementara, lanjutnya, bangsa Palestina hingga kini masih terjajah oleh Israel. Padahal awalnya orang-orang Israel sebagai pendatang korban Perang Dunia II masuk Palestina, diterima baik. Namun kemudian mengambil alih sedikit demi sedikit tanah milik bangsa Palestina.
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Kini diperlukan kekuatan persatuan dan kesatuan umat Islam untuk dapat membebaskan Al-Aqsa dan Palestina dari belenggu penjajah.
Dia mengutip pernyataan Presiden RI pertama, Soekarno yang menegaskan, “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
Hadir memberikan sambutan, Panglima Komando Armada RI (Pangkoarmada) Laksamana Madya (Laksdya) Dr. Denih Hendrata, S.E., M.M., CHRMP.
Hadir sebagai pembicara dalam Taklim Akbar tersebut: Imaam Yakhsyallah Mansur, KH Abul Hidayat Saerodjie (Penasihat Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor), Brigadir Jenderal TNI (Mar) Sandy Muchjidin Latief, S.I.P., Kepala Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut (Kadisbintalal), Ir. Nur Ikhwan Abadi (Ketua Presidium Aqsa Working Group/AWG), dan Ust. Nuruddin, S.Pd.I. (Waliyul Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabekban-NTB). []
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan
Mi’raj News Agency (MINA)