Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BRIN: Air Hujan Jakarta Terpapar Mikroplastik dari Aktivitas Manusia dan Polusi

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Widi Kusnadi - Sabtu, 18 Oktober 2025 - 21:28 WIB

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 21:28 WIB

70 Views

Iilustrasi hujan di Jakarta. (Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap temuan mengejutkan bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik. Temuan ini menjadi bukti bahwa pencemaran plastik kini telah mencapai atmosfer dan kembali turun ke bumi melalui hujan.

Peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, menjelaskan bahwa keberadaan mikroplastik dalam air hujan merupakan hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 2022 di wilayah Jakarta.

“Dalam setiap sampel air hujan yang kami uji, semuanya menunjukkan kandungan mikroplastik,” ujarnya, Jumat (17/10), melalui keterangan resmi BRIN.

Menurut Reza, fenomena ini terjadi karena siklus plastik kini tidak berhenti di laut, melainkan telah masuk ke atmosfer bumi. Partikel-partikel plastik berukuran sangat kecil dapat terangkat ke udara bersama debu jalanan, asap pembakaran, dan emisi industri. Setelah itu, partikel tersebut terbawa angin dan kembali turun ke permukaan bumi melalui hujan proses yang dikenal dengan istilah atmospheric microplastic deposition.

Baca Juga: MUI Sesalkan Aksi Teror di SMAN 72 Jakarta Utara, Desak Aparat Usut Tuntas

“Ia naik ke langit, berkeliling bersama angin, lalu turun lagi ke bumi lewat hujan,” kata Reza.

Lebih lanjut, Reza menuturkan bahwa mikroplastik berukuran lebih kecil dari debu biasa, sehingga dapat dengan mudah terhirup manusia atau masuk ke dalam tubuh melalui air dan makanan.

“Yang berbahaya bukan air hujannya, tetapi partikel mikroplastik di dalamnya,” tambahnya.

Selain itu, plastik mengandung bahan aditif beracun seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat. Zat-zat tersebut bisa terlepas ke lingkungan saat plastik terurai menjadi partikel mikro atau nano. Di udara, partikel plastik juga dapat mengikat polutan lain seperti hidrokarbon aromatik dari asap kendaraan, sehingga meningkatkan potensi risiko kesehatan bagi manusia.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Membaik, Kabar Gembira bagi Kelompok Sensitif

Temuan ini menjadi peringatan serius bahwa pencemaran plastik telah menyentuh setiap lapisan ekosistem, mulai dari laut, daratan, hingga udara yang dihirup setiap hari.

BRIN menegaskan perlunya langkah mitigasi menyeluruh untuk menekan penggunaan plastik sekali pakai dan mengurangi emisi dari sumber-sumber pencemar.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BMKG Prakirakan Hujan Guyur Lima Wilayah Jakarta, Warga Diminta Siaga

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Ilustrasi mikroplastik (foto: Kemenkes)
MINA Health
MINA Health
Indonesia