Jakarta, MINA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Elektronika dan Informatika, tengah mengembangkan kendaraan listrik otonom yang ramah lingkungan.
Konsep sistem transportasi yang lebih baru ini, yakni kendaraan otonom atau Autonomous Vehicle (AV), nantinya dapat digunakan di bandara, kampus, dan sektor publik lainnya.
Kendaraan otonom atau tanpa pengemudi mewakili konsep Micro Electric Vehicle Teleoperated Driving System (MEViTDS) yang dikemudikan dari jarak jauh.
“Dalam beberapa tahun ke depan, kendaraan otonom akan menjadi standar kendaraan di banyak negara, termasuk Indonesia,” ungkap Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulisnya di Jakarta yang diterima MINA, Kamis (21/7).
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Dia mengatakan, potensi implementasi kendaraan otonom untuk satu atau dua penumpang itu dapat digunakan di area terbatas atau kawasan khusus, seperti di kebun raya, objek wisata, kawasan perumahan, industri, dan perkantoran. Kendaraan otonom itu, juga dapat digunakan sebagai pengangkut untuk transportasi massal di kawasan khusus tersebut.
Menurut Handoko, pengembangan kendaraan listrik dilakukan untuk memenuhi Prioritas Riset Nasional (PRN) Kendaraan Listrik 2020-2024 yang berfokus pada penguasaan teknologi kunci kendaraan otonom, seperti sistem deteksi objek/sensor, sistem telekomunikasi, human to vehicle interaction dan computer vision.
Pengembangan kendaraan listrik di era sebelumnya difokuskan pada penguasaan teknologi komponen kunci, seperti motor listrik, baterai, control system/power electronics, platform dan charging system.
“Melalui tema IEMS 2022 Strengthening Autonomous Ecosystem. BRIN ingin mendorong berbagai pihak untuk menjadi bagian dari ekosistem yang akan mendorong inovasi dan pertumbuhan di bidang AV. Hal ini akan membantu menciptakan proposisi nilai baru yang terbentuk melalui kolaborasi,” jelasnya.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
BRIN juga mengajak seluruh stakeholder, termasuk industri, agar mau berinvestasi guna memperkuat ekosistem yang sudah ada. Menurut Handoko, solusi end-to-end, yang berbasis pada teknologi, membutuhkan hubungan internal yang kuat antara sektor hulu dengan berbagai pemangku kepentingan yang relevan.
“IEMS 2022 merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan sebagai ajang untuk mensosialisasikan tentang ekosistem kendaraan listrik, khususnya peran riset dan inovasi dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Ini merupakan salah satu bentukan dukungan BRIN bersama para stakeholders serta produsen kendaraan listrik dan komponennya untuk memacu perkembangan kendaraan listrik di Indonesia dan berbagai inovasi terbaru,” sebutnya.
Pameran kendaraan listrik bertajuk Indonesia Electric Motor Show atau IEMS 2022 akan kembali diselenggarakan pada 8-10 September 2022 di Jakarta Convention Center.
Pameran ini menjadi ajang untuk kian mengenalkan dan menyosialisasikan ekosistem kendaraan listrik yang tengah dikembangkan para periset ataupun industri di Indonesia.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Kegiatan IEMS 2022, sendiri didukung oleh berbagai pemangku kepentingan yaitu Kemenkomarvest, Kementrian ESDM, Kementrian Perhubungan, Dewan Energi Nasional, Industri BUMN PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT LEN Industri (Persero) serta indutsri lainnya, Universitas dan Politeknik yang banyak melakukan kegiatan dalam pengembangan EV di tanah air.
“Semoga event ini akan dapat memperkuat ekosistem otonom yang telah ada, sehingga ke depan, aktivitas riset dan inovasi dapat terus berkembang untuk menjawab tantangan bangsa di masa mendatang,” pungkas Handoko.(R/R1/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas