Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BRIN Lepas Satelit Nano Karya Anak Bangsa SS-1 Menuju Orbit

Rana Setiawan - Jumat, 6 Januari 2023 - 20:50 WIB

Jumat, 6 Januari 2023 - 20:50 WIB

17 Views

Jakarta, MINA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melepaskan Surya Satellite-1 (SS-1), satelit nano pertama karya anak bangsa dari International Space Station (ISS) menuju orbit LEO (Low Earth Orbit) dengan modul deployer (Modul JSSOD) milik Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).

Acara pelepasan SS-1 menuju orbit LEO sendiri diselenggarakan secara hibrida (luring dan daring) di Gedung BJ Habibie BRIN, Jakarta, dan Tsukuba Space Center, Jepang, pada Jumat (6/1).

Pelepasan SS-1 menuju orbit ini, membuat satelit tersebut akan beroperasi di ketinggian 400-420 km di atas permukaan bumi dengan sudut inklinasi 51,7 derajat.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan, satelit/">peluncuran satelit nano pertama di Indonesia menjadi titik awal yang menunjukkan ilmuwan muda dan anak bangsa telah berhasil menorehkan sejarah besar dalam pencapaian industri antariksa nasional.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Hal ini karena satelit/">peluncuran satelit nano relatif baru di Indonesia, karena mayoritas yang beroperasi dan dipakai saat ini satelit mikro.

BRIN akan selalu mendukung pengembangan satelit yang dikembangkan oleh universitas maupun startup Indonesia dengan keahlian yang telah dimiliki, dalam skema dukungan riset, serta fasilitas pengujian dan integrasi satelit yang disiapkan oleh BRIN,” ujar Tri Handoko dalam sambutannya di Gedung BJ Habibie BRIN, Jakarta, Jumat (6/1).

Sementara Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan satelit/">peluncuran satelit nano pertama karya para mahasiswa Indonesia yang berhasil mengangkasa.

Dubes Kenji menyampaikan, pelepasan satelis SS-1 yang didukung Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) ini sebagai bentuk penguatan kerja sama serta hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dan Jepang di bidang riset dan inovasi, khususnya keantariksaan.

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

“Indonesia adalah mitra penting Jepang. Kami berharap ke depannya kedua negara dapat terus melanjutkan dan meningkatkan kerja sama di bidang riset dan inovasi ini,” kata Dubes Kenji.

Sebelumnya Satelit SS-1 berhasil meluncur menuju Stasiun Luar Angkasa ISS dengan menggunakan roket SpaceX CRS-26 pada Ahad, 27 November 2022, dari NASA Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat.

SS-1 sendiri merupakan satelit nano atau cubesat yang berukuran 10 x 10 x 11,35 cm dengan berat 1 hingga 1,3 kg, lebih kecil dari satelit mikro atau tubesat yang biasanya memiliki berat 50-70 kg.

Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Robertus Heru Triharjanto mengatakan, peluncuran dan pelepasan SS-1 menuju orbit akan memberikan suntikan motivasi terhadap pentingnya penguasaan teknologi satelit untuk Indonesia.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Selain itu, SS-1 juga memiliki gagasan yang penting yaitu untuk membangun kapabilitas generasi muda Indonesia dalam penguasaan teknologi satelit.

Proyek SS-1 sendiri diinisiasi oleh engineer muda Indonesia dari Surya University bekerja sama dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI) sejak Maret 2016.

Pada 2017, SS-1 memulai pengerjaan dan pelatihan pembuatan Nano Satelit dengan supervisi dari para periset di Pusat Teknologi Satelit.

BRIN turut memberi dukungan penuh terhadap proyek pengembangan satelit nano yang diprakarsai oleh Surya University tersebut. Dukungan itu berupa bimbingan ahli satelit dimulai dari tahap desain, manufaktur, perangkaian, hingga pengujian satelit,” jelas Heru.

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

Selanjutnya juga dukungan kolaborasi multi-pihak antara tim insinyur muda bersama PT. Pasifik Satelit Nusantara, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), dan PT. Pudak Scientific. Dukungan juga diberikan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam proyek pengembangan Satelit SS-1.

Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Edy Giri Rachman Putera menjelaskan BRIN berupaya mengelola talenta muda, dengan melakukan pendampingan, pengembangan dan persiapan menjadi talenta potensial yang diakui secara internasional. Program ini dirancang untuk melakukan pengembangan bakat seumur hidup, dalam rangka membangun Manajemen Talenta Nasional dalam bidang Riset dan Inovasi.

Menurutnya, dukungan BRIN terhadap pengembangan Satelit SS-1 merupakan salah satu dari berbagai skema yang diberikan BRIN untuk mendorong terbentuknya ekosistem riset dan inovasi di Indonesia melalui platform terbuka baik SDM, Infrastruktur, dan jaringan.

“Saya ucapkan selamat atas hasil kerja sama yang telah berhasil dicapai oleh tim dari Surya University dan OR Penerbangan dan Antariksa BRIN dan steakeholder lainnya. Semoga proyek ini terus berlanjut dan menjadi contoh bagi talenta-talenta muda Indonesia lainnya,” pungkas Edy Giri.

Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III

Surya Satellite-1 Project Leader, Setra Yoman Prahyang menyebutkan proyek SS-1 dikembangkan oleh tujuh orang mahasiswa (saat ini sudah alumni) dari Surya University, yaitu Hery Steven Mindarno, Setra Yoman Prahyang, M. Zulfa Dhiyaulfaq, Suhandinata, Afiq Herdika Sulistya, Roberto Gunawan, dan Correy Ananta Adhilaksma.

Misi Utama dari Proyek SS-1 adalah APRS (Automatic Package Radio System) untuk kebutuhan Radio Amatir (ORARI) dan juga dapat difungsikan untuk komunikasi dan deteksi kebencanaan.

Setra menjelaskan, satelit juga diperuntukkan menjadi media komunikasi, dalam bentuk pesan singkat. Selain itu, SS-1 juga berfungsi sebagai pendeteksi bencana alam, yang mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

”Apabila tidak ada koneksi di tempat tersebut, kita bisa menggunakan satelit ini untuk mengetahui kondisi di lapangan, dan dapat menjangkau seluruh Indonesia. Masa operasi SS-1 akan memakan waktu selama satu tahun, yaitu sejak dilontarkan di ISS. Selama satu tahun operasional inilah, satelit dikaji untuk melihat keberhasilan, dan performanya di angkasa. Harapan kami, ingin membantu membangun infrastruktur informasi di Indonesia,” pungkasnya.(L/R1/B04)

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia