Jakarta, MINA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, pemanfaatan teknologi antariksa di Indonesia, baik di sektor hulu maupun hilir, telah dimanfaatkan secara luas dan berdampak secara ekonomi.
“Space economy dan teknologi keantariksaan ke depan di estimasi akan menjadi teknologi kunci masa depan dan berkontribusi terhadap pencapaian pembangunan berkelanjutan. Salah satunya, melalui kontribusi terhadap penciptaan pendapatan nasional (Gross Domestic Product/GDP), peningkatan kesejahteraan masyarakat, tenaga kerja, efisiensi, peningkatan kualitas lingkungan, dan sebagainya,” kata Tri dalam acara Asia-Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) di Auditorium Bj. Habibi, Jakarta, Kamis (21/9).
Tri menjelaskan, APRSAF merupakan forum lembaga-lembaga yang mengelola aktifitas terkait luar angkasa di kawasan Asia-Pasifik, dari 23 negara, termasuk negara Muslim di dalamya, seperti pemerintah, industri/swasta, akademisi, organisasi penelitian, dan individu ini acara tahunan.
“Tahun ini, Indonesia melalui BRIN bertindak sebagai tuan rumah penyelenggaraan APRSAF ke-29, bekerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) ,” ucapnya.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Tri menjelaskan, kegiatan APRSAF yang merupakan rangkaian dari Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2023 ini mengangkat tema Accelerating Space Economies through Regional Partnership, diselenggarakan pada 17-23 September 2023. Sesi Plenary Sessions akan diselenggarakan pada 21-22 September 2023.
Ia menjelaskan, menyadari komitmen Indonesia terhadap kegiatan APRSAF-29 dan ekonomi keantariksaan, maka tema yang diangkat adalah “Accelerating Space Economies through Regional Partnership.”
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kerja sama dan kolaborasi antara negara-negara di wilayah Asia-Pasifik dalam bidang keantariksaan,” ucapnya.
Tri menambahkan, selain itu juga menjadi ajang dalam mempromosikan kegiatan keantariksaan antar negara Asia-Pasifik, dan membangun kerja sama yang kuat antar pemangku kepentingan, baik pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat luas.
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
“Karena antariksa tidak memiliki batasan untuk eksplorasi. Sektor antariksa juga memberikan kemungkinan yang tidak terbatas untuk pembangunan ekonomi,” ucapnya.
Tri mengatakan, kita harus menyadari bahwa percepatan ekonomi keantariksaan membawa bahaya tersendiri yang akan menjadi faktor pembatasnya, yaitu lalu lintas antariksa (space traffic).
“Saya yakin, kemitraan regional dapat diarahkan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Pengelolaan lalu lintas antariksa juga bisa menjadi industri tersendiri karena permintaannya yang sangat tinggi,” ucapnya.
Sementara Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito mengatakan, di Indonesia sendiri dalam hal ini BRIN, juga terus mengembangkan satelit-satelit yang bukan hanya satelit besar, tapi juga micro dan nano satelit, bekerjasama dengan lembaga pemerintah, mitra perguruan tinggi dan juga pihak swasta/industri.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
“Melalui APRSAF kita sepakat bersama-sama memanfaatkan teknologi antariksa ini untuk masing-masing negara. Ada yang sudah advance. Mereka bisa menggunakan fasilitas dari International Space Station (ISS) yang dimiliki Jepang, misal menggunakan laboratorium micro gravitationnya. Kemudian bagaimana membuat satelit-satelit kecil yang nanti diajarkan oleh mitra swasta dari Jepang. Selain tentunya capacity building terkait teknologi keantariksaan, roket, dan sebagainya,” jelas Mego Pinandito yang juga Penanggung Jawab Kegiatan APRSAF-29.
Di akhir rangkaian kegiatan, peserta APRSAF-29 akan melaksanakan technical visit pada 23 September 2023, dengan mengunjungi InaRI Expo 2023 dan menghadiri talkshow keantariksaan, di Gedung Innovation Convention Center (ICC), Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong. Dilanjutkan melihat langsung fasilitas keantariksaan milik BRIN melalui Pusat Riset Teknologi Satelit, di Rancabungur, Bogor. (L/R8/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah