Rimba, Brunei, 26 Muharram 1435/30 November 2013 (MINA) – Koordinator Internasional Kehormatan Asia, Adrian Pereira, mengatakan Jumat (29/11), Brunei Darussalam sebagai sebuah negara kaya sumber daya alam memainkan peran penting dalam meningkatkan Hak Asasi Manusia (HAM) di ASEAN.
“Saya berharap negara makmur seperti Brunei, memainkan peran lebih penting. Brunei sebenarnya dapat mengambil kepemimpinan membantu memecahkan beberapa isu HAM di ASEAN,” kata Pereira pada Festival Film Pendek ASEAN 2013 di Institut Layanan Sipil di Rimba, Brunei Darussalam.
Pereira mengakui, para pemimpin ASEAN mempertahankan kebijakan nonintervensi, mereka bisa mengatasi ini dengan membangun hubungan dan memperkuat solidaritas di antara anggota ASEAN, The Brunei Times melaporkan, yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Pada festival itu diputar film dokumenter “Shelley Thio’s Migrant Workers Left in the Lurch”, bercerita tentang kesulitan sehari-hari pekerja migran di Singapura, yang memberikan kesadaran penonton.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Film ini mendokumentasikan penderitaan pekerja migran di Singapura, salah satu anggota ASEAN terkaya dan paling maju, seperti bekerja selama berbulan-bulan tanpa dibayar sementara mereka mengalami penderitaan fisik dan nonfisik.
Beberapa imigran menunjukkan dompet mereka kosong, sambil menjelaskan mereka tidak mampu membeli makanan untuk makan, karena majikan mereka tidak membayar mereka.
Seorang pekerja Bangladesh mengatakan, dia telah menjual tanah ayahnya untuk bisa pulang. Sebelumnya dia meminjam uang dari keluarga dan teman-teman sebanyak $ 9.000 untuk bekerja di Singapura, pada akhirnya ia pulang hanya membawa uang $ 600.
Di sisi lain, diceritakan pula bagaimana seorang pekerja meninggal karena kelaparan.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Penyelenggara dari Satuan Tugas Pekerja Migran ASEAN (TF-AMW) mengatakan, film ini akan meningkatkan kesadaran di Brunei tentang nasib pekerja migran di negara-negara anggota ASEAN lainnya.
“Saya pikir itu penting untuk mengetahui bahwa di ASEAN tidak hanya ada warga Brunei, tetaapi juga sembilan negara lainnya. Negara-negara lainnya juga penting diperhatikan,” kata penyelenggara.
Sementara itu, Wakil Presiden Pertama, Dewan Kesejahteraan Sosial (MKM) Brunei Nur Judy Abdullah mengatakan, Brunei harus menjadi teladan bagi anggota ASEAN lainnya dalam membangun kehidupan yang damai dan harmonis.
“Masalah dapat diatasi dengan adanya dialog terbuka dan komunikasi jaringan satu dengan lainnya,” kata Abdullah.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
“Brunei salah satu negara yang bisa kita banggakan, dan menjadi tolak ukur untuk negara-negara tetangga lainnya,” ujarnya.
Presiden Majelis Kesejahteraan Masyarakat (MKM) Brubei, Datin Paduka Hajah Intan Md Kassim mengatakan, sejumlah pekerja migran yang datang ke Brunei harus mendapatkan santunan nafkah dalam kehidupan mereka. (T/P09/R2/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan